1 Mei – Hari Biasa Pekan V Paskah- (Kis. 15:1-6; Yoh. 15:1-8)
Teks Kitab Suci
1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
Renungan oleh
Romo Yosef Aris, MSF
Dalam kesatuan segala sesuatu menjadi mungkin untuk dicapai atau diraih. Peribahasa mengatakan bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Ketangguhan akan mudah dialami bila ada persatuan. Bila sendiri-sendiri atau terpisah akan mudah diombang-ambingkan situasi dan mudah terancam bahasa, mudah menjadi rapuh. Yesus memberikan perumpamaan tentang pokok anggur dan ranting-rantingnya. Kebersatuan rating dan pokok anggur akan menghasilkan buah. Ranting akan berbuah bila ia bersatu dengan pokok anggur. Ranting akan mendapat makanan, mendapatkan kehidupan, dan ranting sungguh dapat hidup dan berbuah. Dari pokok anggur mengalir sari-sari hidup yang menghidupkan ranting. Dari Yesus sang pokok anggur, kita mendapatkan daya ilahi untuk hidup sebagai manusia rohani yang menghasilkan buah kasih.
Kebersatuan dengan Yesus dapat diwujudkan dalam sikap doa dan cara hidup kita yang senantiasa dalam kasih. Kita diundang untuk selalu tinggal dalam Tuhan, tinggal dalam kasihNya, tinggal dalam kehendakNya, tinggal dalam firmanNya. Ini berarti seluruh daya diri, inderawi, hati, perasaan, pikiran, emosi, cita-cita, impian, kesulitan, beban, tanggungjawab, sukacita hidup yang ada pada kita, diletakkan di dalam Yesus. Kita memberi ruang dan waktu yang selebar-lebarnya untuk Yesus agar merajai hidup kita. Dengan demikian, kita akan menemukan arti, makna, nilai, keutamaan dari kehidupan yang lebih mendalam berkat kesatuan dengan Yesus. Yesus membuat berbeda (pembeda) dari setiap jejak hidup yang kuperjuangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar