30 Apr – Hari Biasa Pekan V Paskah- (Kis. 14:19-28; Yoh. 14:27-31a)
Teks Kitab Suci
27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.28 Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.29 Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi.30 Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku.31 Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini."
Renungan oleh
Romo Yosef Aris, MSF
Yesus mewariskan damai sejahtera kepada kita, para muridNya. Damai sejahtera yang berbeda dengan yang diberikan dunia. Damai sejahtera Yesus adalah damai yang tahan zaman, tidak pernah usang, tidak pernah musnah. Damai sejahtera yang membuat harapan dan semangat baru bergelora. Yang putus asa, bangkit. Yang menderita, tidak mati sia-sia. Yang ketakutan dan kawatir, menjadi teguh dan berani. Yesus pun memberi peneguhan yang mendalam, janganlah gelisah dan gentar hatimu! (Yoh 14:27). Yesus sungguh menjadi andalan dalam hidup. Ia tidak akan meninggalkan murid-muridNya dalam penderitaan, ketidakpastian, keragua-raguan. Sebab Yesus akan datang kembali. Yesus telah memberikan teladan bagaimana kedamaian hatiNya telah membuat sukacita banyak orang berkat ketaatNya kepada Allah Bapa. Ia menunjukkan secara benar, sikap mengasihi Bapa, yakni dengan taat kepada kehendakNya.
Kita dapat bertanya pada diri sendiri, sungguhkah damai sejahtera Yesus hidup dan berkembang dalam diri kita? Apakah aku bebas dalam mengasihi pasangan, keluarga, tugas, pelayanan , dan pekerjaanku? Kita diudang dengan terang iman, agar mengasihi Allah makin berkobar-kobar tatkala kita berani berkorban, menanggung penderitaan, kesetiaan dalam proses hidup, ketekunan dalam usaha, ketulusan dalam pengampunan, kegairahan dalam pekerjaan, kegembiraan dalam pelayanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar