Selasa, Agustus 25, 2009

MENEMUKAN MAKNA PUISI ALKITAB









MENEMUKAN MAKNA PUISI ALKITAB : Penuntun Membaca Puisi Alkitab sebagai Karya Sastra
DR. Jan Fokkelman
Cet.1, 2009, 145 x 210 mm, xi + 262 hlm, BPK
Harga Rp 44.000,-
Harga Member Rp. 39.600,- (disc 10%)
Kategori : Kitab Suci
ISBN : 978-979-687-637-2


Buku ini memperkenalkan kita akan prinsip-prinsip yang digunakan para penyair zaman kuno. Sebagai seorang pakar di bidang prosa dan puisi Alkitab, penulis membimbing kita untuk memasuki rimba puisi masa lalu, membantu kita menguak lapis demi lapis kekayaan makna syair-syair Alkitab, dan sebagai hasilnya, memperlihatkan taman yang mempesona mata batin kita.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org

Kamis, Agustus 20, 2009

DI MANA HAL-HAL ITU TERTULIS DALAM KITAB SUCI ?









DI MANA HAL-HAL ITU TERTULIS DALAM KITAB SUCI ?
P.N.J. van Doornik. MSC
Cet.6, 2008, 135 x 170 mm, 310 hlm, DIOMA
Harga Rp 41.000,-
Harga Member Rp. 36.900,- (disc 10%)
Kategori : Kitab Suci
ISBN : 979-8555-68-6


“Di mana hal-hal itu tertulis dalam Kitab Suci ?” siapa pun yang pernah berbicara dengan orang-orang yang bukan Katolik akan sering mendengar pertanyaan tersebut. Hal itu tidak hanya dialami oleh imam, biarawan-biarawati, atau katekis. Tetapi juga oleh pengusaha, yang selesai membicarakan bisnisnya tiba-tiba membicarakan iman. Atau mungkin kita alami sendiri. Buku ini menguraikan 15 tema dengan rujukan utama ayat-ayat Alkitab. Tidak ada yang begitu mengena selain Kitab Suci sendiri. Dengan berpedoman isinya, hidup iman kita dikokohkan.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org

Rabu, Agustus 19, 2009










Para rasul menganggap diri mereka diberi previlese untuk mengusir setan, sehingga orang non-Kristiani dianggap tidak diberi wewenang oleh Yesus untuk mengusir setan di dalam nama-Nya. Benarkah anggapan ini?

RINGKASAN PKS VOL.24
NO. 5, SEPTEMBER – OKTOBER 2009

Harga Rp. 7.500,-

PERNYATAAN CINTA KEPADA ORANG TULI & GAGAP
Hari Minggu Biasa XXIII, 6 September 2009
Yesus tidak akan menjadi penonton setia melihat penderitaan kita. Ia telah menjadikan penderitaan mereka yang tidak mendengar atau berbicara dengan jelas sebagai penderitaan-Nya sendiri.

ENGKAULAH MESIAS
Hari Minggu Biasa XXIV, 13 September 2009
Istilah Mesias dipergunakan secara salah oleh orang-orang yang memiliki kepentingan khusus. Karena itu Yesus lebih senang menggunakan sebutan Anak Manusia.

MENGIKUT YESUS
Hari Minggu Biasa XXV, 20 September 2009
Mengikut Yesus tidak semata-mata pergi ke mana pun Ia pergi, atau meniru segala sesuatu tentang Yesus, seperti dilakukan oleh fans seorang penyanyi terkenal. Sikap yang dikehendaki dari seorang murid adalah membuka diri dan siap dibentuk oleh-Nya.

EKSKLUSIVITAS: AKAR PERPECAHAN
Hari Minggu Biasa XXVI, 27 September 2009
Para rasul menganggap diri mereka diberi previlese untuk mengusir setan, sehingga orang non-Kristiani dianggap tidak diberi wewenang oleh Yesus untuk mengusir setan di dalam nama-Nya. Benarkah anggapan ini?

PANDANGAN YESUS TENTANG PERNIKAHAN
Hari Minggu Biasa XXVII, 4 Oktober 2009
Melalui ikatan perkawinan, laki-laki dan perempuan tidak hanya hidup bersama, tetapi juga menjadi satu daging sehingga mereka tidak lagi dua, melainkan satu. Mereka berada pada level yang sama dan memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga kesatuan dan keutuhan rumah tangga.

UNTA MASUK LUBANG JARUM
Hari Minggu Biasa XXVIII, 11 Oktober 2009
Kehidupan kekal benar-benar berada di luar jangkauan manusia. Karenanya, serahkanlah itu pada kekuasaan dan kebaikan hati Allah. Bersikaplah rendah hati, jangan menuntut dan berusaha mendikte-Nya!

AMBISI TAK TERKENDALI
Hari Minggu Biasa XXIX, 18 Oktober 2009
Yakobus dan Yohanes dekat dengan Yesus, tapi punya ambisi terselubung untuk meraih status yang lebih tinggi lagi. Saat Yesus menjadi raja nanti, mereka bertekad menjadi pejabat yang paling berkuasa.

BARTIMEUS: “AKU INGIN DAPAT MELIHAT”
Hari Minggu Biasa XXX, 25 Oktober 2009
Setelah matanya pulih, Bartimeus yang tadinya buta sekarang dapat menikmati keindahan alam semesta. Tapi bukan itu saja, ia juga dapat melihat siapa sebenarnya Yesus, orang yang telah menghadirkan kesembuhan baginya.


Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

email : pks@biblikaindonesia.org

Selasa, Agustus 11, 2009

PENGKIANATAN YUDAS

PENGKIANATAN YUDAS:
RENCANA ILAHI DAN TINDAKAN BEBAS MENURUT LUKAS-KISAH

Dari dua belas rasul, Yudas Iskariot adalah seorang murid yang telah menarik perhatian umat kristiani pada umumnya dan terutama bagi para ahli kitab suci selama berabad-abad. Hal ini ditandai oleh banyaknya gambaran yang berbeda-beda seputar figur yang satu ini. Sebagian besar, nama Yudas diassosiasikan dengan sesuatu yang tidak baik seperti kemunafikan, ketamakan, ketidaksetiaan, dan pengkianatan. Yudas bahkan diidentikkan dengan seorang yang paling sadis karena dia berkianat dengan sebuah ciuman, yang sebenarnya mengungkapkan kesetiaan dan kasih sayang.1
Berbeda dengan gambaran yang tidak menyenangkan, kita harus sadari juga bahwa Yudas adalah seorang yang dipanggil oleh Yesus untuk menjadi seorang rasul dan menurut tradisi ia dipercayakan sebagai bendara. Tindakan pengkianatan Yudas itu memiliki pengaruh yang menentukan dalam sejarah keselamatan umat manusia dan bahkan dianggap sebagai bagian dari sejarah keselamatan yang ditawarkan oleh Allah. Jadi, Yudas ditampilkan sebagai instrumen keselamatan.

Kemuridan dan kemurtadan
Bagi Lukas, murid adalah seorang yang mengikuti jalan yang ditentukan oleh Yesus (Kis. 9:2; 19:9, 23; 22:4; 24:14, 22).2 Istilah “jalan” mengacu pada keselamatan yang dinyatakan oleh Allah dalam pelayanan dan pribadi Yesus dari Nazareth. Para pengikut “jalan” kemudian dikenal dengan sebutan kristiani. Sebutan ini muncul untuk pertama kalinya di Antiokia (Kis. 11:26). Longenecker berasumsi bahwa asal-usul sebutan kristiani itu diberikan oleh orang lain dengan maksud untuk membedakan orang-orang yang beriman kepada Yesus di Antiokia baik yang berlatarbelakang Yahudi maupun yang bukan Yahudi dari orang-orang Yahudi yang tidak beriman kepada Yesus.3 Sebutan itu mungkin pertama kali diberikan sebagai sebuah ejekan atau cemoohan. Namun demikian, sebutan kristiani ini kemudian diterima oleh orang-orang yang percaya kepada Yesus sendiri sebagai identitas mereka sendiri (bdk. Kis. 26:28; 1 Ptr. 4:16).
Seorang murid tidak hanya berjalan mengikuti Yesus dari belakang tetapi mengikuti-Nya dalam setiap langkah-langkah-Nya. Implikasinya ialah bahwa seorang murid tidak hanya menerima ajaran Yesus tetapi juga mengidentifikasikan diri dengan cara hidup dan nasib Yesus sendiri.4 Segera setelah pewartaan yang pertama tentang penderitaan-Nya sendiri (Luk. 9:22), Yesus berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Luk. 9:23). Kendatipun perkataan ini berasal dari Markus (Mrk. 8:34), namun Lukas memodifikasinya dengan menambahkan ungkapan “setiap hari”. Lukas meminta para muridnya untuk menyangkal diri setiap hari, memanggul salibnya setiap hari, dan mengikuti langkah hidup-Nya setiap hari.
Kesetiaan para murid di dalam mengikuti jalan itu terungkap di dalam kebersamaan mereka dengan Yesus di dalam seluruh perjalanan-Nya mulai dari Galilea sampai ke bukit Golgota. Kemuridan menuntut suatu komitmen yang total kepada Yesus dan injil-Nya sehingga pergi meninggalkan Yesus untuk menjalankan suatu tindakan kesalehan pun tidak diizinkan (Luk 9:59-60). Karena itu, kepergian Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah untuk berunding dengan mereka tentang bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka (Luk. 22:4) mengungkapkan dengan jelas aspek ketidaksetiaannya kepada Yesus. Kepergian Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah menunjukkan suatu pemutusan ikatan kemuridan dengan Yesus sebagai gurunya.
Gambaran pemutusan ikatan kemuridan itu diungkapkan juga di dalam kotbah Petrus sebelum pemilihan Matias (Kis. 1:25). Pemilihan pengganti itu disebabkan karena Yudas meninggalkan jalan kemuridan dan pada saat sama meninggalkan jabatan kerasulannya. Berbalik dari jalan kemuridan, Yudas pergi berunding dengan para imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah tentang bagaimana ia menyerahkan Yesus. Dengan demikian, perpisahan Yudas dari jalan Tuhan telah membawanya pada suatu persahabatan dan persekongkolan dengan otoritas religius dan militer yang sama seperti dirinya berada di bawah kontrol dan kuasa Setan untuk menjalankan rencana pembunuhan terhadap Yesus.

Iblis dan pengkianatan Yudas
Lukas menyediakan suatu alasan untuk tindakan Yudas dan mempersiapkan suatu tindakan yang memungkinkannya untuk menangkap Yesus. Seperti Ananias dikuasai oleh setan (Kis 5:3), demikian juga Yudas dikuasai oleh setan sehingga dia merancang untuk menyerahkan Yesus kepada musuh-musuh-Nya. Setanlah yang menguasai Yudas sehingga rancangan untuk mengeksusi mati Yesus mulai bergulir. Kepergian Yudas dari pengikut jalan Tuhan dikaitkan oleh Lukas dengan peran setan: “masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot” (Luk 22:3: bdk 8:30; 11:24-26). Masuknya iblis ke dalam diri Yudas menyebabkan dia siap untuk melaksanakan rancangannya. Rancangan iblis itu tidak mungkin terlaksana pada dirinya sendiri. Rancangan itu hanya mungkin terlaksana melalui partisipasi orang yang dikuasainya dan melalui realitas duniawi yang berharga dan menarik perhatian. Jadi, benarlah apa yang dikatakan oleh Klassen bahwa iblis berbicara dan bertindak melalui orang yang dikuasainya dan realitas duniawi yang menarik perhatian orang yang dikuasainya.5
Realitas duniawi yang dipakai oleh iblis untuk mengontrol Yudas adalah mamon atau mungkin lebih tepat mamon yang tidak jujur. Imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal bait Allah menawarkan sejumlah uang kepada Yudas untuk memuluskan tindakan jahat mereka (Luk 22:5-6). Di sini kita melihat suatu gambaran yang sejajar antara setan dan mamon yang tidak jujur sebagai kekuatan jahat di balik pengkianatan Yudas. Dalam terang pemahaman teologis inilah kita bisa memahami kekuatan yang penuh bahaya dari harta kekayaan. Dengan menerima tawaran sejumlah uang sebagai bayaran tindakan pengkianatan, Yudas mengikatkan diri pada mamon yang tidak jujur dan pada saat yang sama ia mengikatkan dirinya pada kuasa iblis itu sendiri.
Kotbah Petrus tentang pengkianatan Yudas menggarisbawahi sarana duniawi yang dipakai oleh iblis untuk mengontrol Yudas, yakni mamon yang tidak jujur. Yudas membeli sebidang tanah dari ganjaran atas tindakannya menyerahkan Yesus ke tangan musuh-musuh-Nya (Kis 1:18). Ganjaran sejumlah uang itu tidak hanya berkaitan dengan harga darah orang yang tidak berdosa (Mat 27:4) tetapi, secara lebih mendasar, ganjaran itu terkait erat dengan sifat jahat dari mamon yang tidak jujur. Oleh karena itu, kita perlu mengingat kata-kata peringatan Yesus untuk melawan ketamakan akan kelimpahan harta dunia (Luk 12:15-21).

Tindakan bebas dan rencana Allah
Meski tindakan pengkianatan Yudas digambarkan sebagai akibat dari masuknya iblis ke dalam dirinya, tindakan bebas Yudas juga mendapat tekanan yang sama di dalam karya Lukas. Setelah pergi dari Yesus, Lukas menceritakan tindakan Yudas selanjutnya: “berunding“ (sunela,lhsen, Luk 22:4) dengan imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah mengenai cara yang harus dilakukannya untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Perundingan ini mengingkatkan kita pada upaya-upaya imam-imam kepala dan ahli-ahli taurat untuk menemukan suatu cara mengakhiri hidup Yesus (Luk 22:2). Upaya-upaya imam-imam kepala dan ahli-ahli taurat tidak berhasil sebelum munculnya Yudas karena mereka takut kepada orang banyak.
Bagi Lukas, Yudas adalah otak intelektual yang merancang supaya musuh-musuh Yesus dengan bebas melancarkan aksi brutal mereka. Tindakan bebas otak intelektual ini disoroti oleh Lukas dengan mengubah versi Markus tentang tawaran sejumlah uang sebagai ganjaran atas tindakan persekongkolan Yudas untuk membunuh Yesus. Menurut Markus tawaran sejumlah uang itu muncul secara spontan dari imam-imam kepala (Mrk 14:11), tetapi bagi Lukas tawaran itu disepakati melalui perundingan dan Yudas sepakat dengan hasil perundingan tersebut (Luk 22:5-6). Kesepakatan berdasarkan perundingan itu mungkin mengisyaratkan bahwa Yudas telah meminta sejumlah uang sebagai ganjaran atas tindakan pengkianatannya meski Klassen membantah kemungkinan ini dengan mengatakan bahwa “keputusan untuk member uang kepada Yudas itu tidak mengisyaratkan bahwa Yudas telah meminta sejumlah uang.”6
Gambaran tentang pengkianatan Yudas sebagai suatu rangkaian tindakan bebas dan sadar ditemukan dalam Luk 6:16 dan Kis 1:16. Dalam Luk 6:16 diperlihatkan bahwa Yudas bukanlah seorang jahat dari awal seperti yang terungkap dalam pernyataan, “Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.” Yudas iskariot adalah salah seorang murid yang dipilih oleh Yesus sendiri untuk menjadi rasul-Nya tetapi di kemudian hari dia berkianat. Tindakan pengkianatan Yudas itu terkait dengan pilihan bebasnya untuk mendapatkan sejumlah uang yang tidak jujur dari hasil perundingannya dengan para imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah. Gambaran tindakan bebas ini digarisbawahi lagi oleh Lukas di dalam Kis 1:16: “Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu.“
Gambaran tindakan pengkianatan Yudas yang dilakukan dengan bebas dan sadar itu perlu dilihat kaitannya dengan rencana ilahi yang juga disoroti oleh Lukas. Kaitan itu mungkin bisa ditelusuri dari pernyataan Lukas berikut, ”Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!" (Luk 22:22). Pernyataan ini memuat suatu disposisi penting tentang rencana ilahi yang dibedakan secara tajam dengan tindakan pengkianatan, “Akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!" Tindakan bebas Yudas itu tidak termasuk dalam rencana ilahi yang telah ditentukan sejak awal.7
Brown berpendapat bahwa istilah “haruslah“ (Kis 1:16) yang berkaitan dengan rencana ilahi itu mengacu secara jelas kepada kematian Yudas (Kis 1:18) dan bukan kepada tindakan pengkianatannya kepada Yesus.8 Di sini, kematian Yudas sebagai pembalasan ilahi dan karena itu tindakan pengkianatan itu sendiri tidak boleh dipahami sebagai rencana ilahi. Pada sisi lain, istilah “haruslah“ (Kis 1:21) yang berkaitan dengan rencana ilahi itu mengacu pada pemilihan seorang pengganti. Perlunya seorang pengganti ini telah dinubuatkan sebelumnya, “Biarlah jabatannya diambil orang lain“ (Kis 1:20; bdk. Mzm 108:8 LXX). Tidak satu pun ungkapan yang bersifat predestinasi ini berkaitan dengan pengkianatan Yudas. Lukas sama sekali tidak menyebutkan nubuat pengkianatan Yudas. Pengkianatan Yudas bukanlah sebuah pemenuhan nubuat biblis.9

Kesimpulan
Kiranya sudah jelas bagi kita bahwa pengkianatan Yudas disebabkan oleh masuknya iblis ke dalam dirinya pada satu sisi dan pada sis lain pengkianatan itu lahir dari keputusan yang dilakukannya secara bebas dan sadar. Tindakan bebas itu dilakukannya melalui suatu perundingan yang dilakukan secara sadar dengan imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal bait Allah mengenai ganjaran dan cara yang harus ditempuhnya untuk mendapatkan menyerahkan Yesus kepada mereka. Oleh karena itu, Yudas sebagai otak intelektual, menurut Lukas, bertanggung jawab atas kematian Yesus. Yudas bertanggung jawab bagi kematian Yesus dan tindakan bunuh dirinya dianggap sebagai hukuman ilahi atas tindakannya.10

1William Klassen, Judas: Betrayer or Friend of Jesus? (London: SCM Press, 1996), 4-5.
2Schuyler Brown, Apostasy and Perseverance in the theology of Luke (Analecta Biblica 36; Rome: Pontifical Biblical Institute, 1969), 82.
3Richard N. Longenecker, Patterns of Discipleship in the New Testament, ed. Richard N. Longenecker (Grand Rapids: Eerdmans, 1996), 2.
4 Joseph A. Fitzmyer, Luke the Theologian: Aspects of His Teaching (London: Geoffrey Chapman, 1989), 133-135.
5 Klassen, Judas: Betrayer or Friend of Jesus?, 121.
6 Klassen, Judas: Betrayer or Friend of Jesus?, 120.
7 Brown, Apostasy and Perseverance in the theology of Luke, 93-94
8 Brown, Apostasy and Perseverance in the theology of Luke, 94
9 Namun demikian, Gereja mengkaitkan tindakan pengkianatan Yudas terhadap Yesus dengan nubuat yang tertulis di dalam Mzm 41:9: ”Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku.“ Nubuat pemazmur ini disebut secara jelas oleh Yohanes, “Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku“ (Yoh 13:18). Rujukan pada nubuat pemazmur yang sama disebutkan juga oleh Markus dalam menggambarkan pengkianatan Yudas, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku, yaitu dia yang makan dengan Aku" (Mrk 14:18).
10 Raymond Brown, The Death of the Messiah, 2 vols (Garden City: Doubleday, 1994), 641.

WAHYU YESUS KRISTUS: SEBUAH PROLOG

WAHYU YESUS KRISTUS: SEBUAH PROLOG

Wahyu 1:1-8
1 Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes. 2 Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya. 3 Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat. 4 Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya, 5 dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya -- 6 dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. 7 Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. 8 "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."

Kitab wahyu dibuka dengan sebuah pengantar singkat Yohanes tentang kitabnya dan berkatnya bagi orang yang membaca, yang mendengar, dan yang berpegang teguh pada pada nubuat yang disampaikan di dalam pertemuan ibadat (ay. 1-3). Yohanes lalu menampilkan pengantar khas sebuah surat, yakni perkenalan identitas penulisnya, alamat surat-suratnya, dan berkat (ay. 4-5a). Pengantar ini kemudian dilengkapi dengan pujian bagi Yesus (ay. 5b-6), nubuat kedatangan Yesus (ay. 7), dan penyingkapan diri Allah (ay. 8).

Wahyu Yesus Kristus dan Kata-kata Nubuat (ay 1-3)
Yohanes mengklaim bahwa dirinya telah menerima wahyu dari Yesus Kristus. “Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes” (1:1). Di sini, Yohanes mencatat adanya jaringan dan jalinan komunikasi wahyu.1 Sumber utama atau asal muasal wahyu adalah Allah; Allah yang Maha Kuasa mempercayakannya kepada Yesus Kristus yang pada gilirannya memperkenalkannya kepada malaikat; malaikat meneruskannya kepada Yohanes yang pada akhirnya memberi kesaksian tentang Sabda Allah dan kesaksian Yesus Kristus, bahkan tentang semua yang telah dilihatnya kepada beberapa gereja yang menjadi alamat suratnya. Jaringan dan jalinan komunikasi wahyu ini memperlihatkan siapa sumber dan asal muasal wahyu dan bagaimana Yohanes menerima wahyu tersebut.
Apa isi wahyu Yesus Kristus yang disampaikan kepada Yohanes? Wahyu itu berisikan dua hal. Pertama, apa yang harus segera terjadi (ay.1). Ungkapan “apa yang harus segera terjadi” mungkin merefleksikan ungkapan yang digunakan oleh Daniel, “apa yang harus terjadi pada hari-hari yang terakhir” (Dan 2:28, 29, 30, 47). Namun demikian, Yohanes membuat sebuah perubahan yang cukup signifikan. Dia mengubahnya dengan ungkapan, “apa yang harus segera terjadi.” Perubahan ini sekurang-kurangnya mempertontonkan keyakinan Yohanes bahwa apapun yang Daniel maksudkan dengan “hari-hari yang terakhir,” wahyu yang diterimanya akan segera terjadi pada waktu dekat.2 Keyakinan ini ditegaskannya kembali dalam Why 1:3: “waktunya sudah dekat” dan dalam bagian akhir kitabnya (22:10). Pengertian “waktu” ini didasarkan pada Dan 7:22 (LXX; bdk Dan 8:17; 9:27; 11:35; 12:4, 7) dan diangkat kembali di dalam tradisi injil (Mrk 1:14; Luk 21:8). Apa yang harus segera terjadi itu harus disampaikan kepada umat kristiani supaya mereka diteguhkan dan diubah oleh wahyu tersebut.
Kedua, wahyu itu berisikan firman Allah dan kesaksian Yesus (ay. 2), sebuah ungkapan yang akan diulang dalam Why 1:9 dan 20:4. Selain itu, ungkapan “firman Allah” akan muncul kembali dalam Why 6:9 dan 19:13; dan dalam bentuk jamak, “perkataan-perkataan dari Allah” muncul dalam Why 17:17 dan 19:9. Ungkapan “kesaksian Yesus” muncul lagi dalam Why 12:17 dan 19:10. Ungkapan-ungkapan yang ditemukan secara berulang-ulang ini menjelaskan bahwa otoritas di balik wahyu adalah Allah dan Kristus. Yohanes tidak mengklaim dirinya sebagai sumber wahyu tetapi menonjolkan otoritas Yesus Kristus sebagai sumber wahyu dan penglihatan yang diterimanya. Hal ini mengingatkan kita pada apa yang dikatakan oleh Paulus tentang asal-usul injilnya. “Aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus” (Gal 1:12).
Wahyu yang diterima oleh Yohanes dapat juga dikategorikan sebagai “kata-kata nubuat” (ay 3). Dengan mengkategorikannya sebagai kata-kata nubuat, Yohanes menempatkan kitabnya setingkat dengan kitab para nabi Perjanjian Lama yang diinspirasi oleh Roh Kudus.3 Dia tampaknya juga menginginkan kitabnya dibacakan secara lantang dalam pertemuan ibadat sebab dia menawarkan berkat bagi orang yang membaca, mendengar, dan menuruti apa yang tertulis di dalam kitabnya. “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini dan yang menuruti apa yang tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat” (ay. 3; Luk 11:28; Yoh 12:47). Inilah sabda bahagia yang pertama dari tujuh sabda bahagia di dalam seluruh kitabnya (14:13; 16:15; 19:9; 20:6; 22:7, 14). Keinginan ini menunjukkan bahwa kitab wahyu bukanlah sesuatu yang bersifat rahasia yang tetap disegel dan tak terbaca sampai akhir zaman (Dan. 12:9).
Pentingnya membaca, mendengar, dan melakukan apa yang tertulis mendapat sorotan lebih lanjut di dalam kitabnya. Kata “mendengarkan” apa yang Roh katakan kepada gereja-gereja akan menjadi sebuah refrein di dalam suratnya kepada tujuh gereja di Asia kecil (2:7, 11, 17, 29; 3:6; 13, 22; bdk 3:3, 20; 13:9). Hanya mendengarkan sabda tentu saja tidak cukup dan karena itu Yohanes menekankan juga pentingnya “melakukan” pekerjaan, firman, dan perintah-perintah Allah (2:26, 3:8, 10; 12:17; 14:10) yang telah didengar. Pada bagian akhir kitabnya, Yohanes kembali menekankan pentingnya mendengarkan dan melakukan kata-kata nubuat yang tertulis dalam kitabnya (22:7, 18, bdk. 22:9, 17).

Pengantar khas sebuah surat (ay. 4-5a)
Selain mengambil bentuk wahyu dan nubuat, Yohanes juga mengambil bentuk surat dalam menuliskan apa yang telah didengarkan dan dilihatnya. Dengan mengambil bentuk sebuah surat, penulis memperkenalkan siapa dirinya dan siapa yang menjadi alamat suratnya (diskusi tentang siapa penulis dan siapa yang menjadi alamat suratnya lihat pengantar). Perkenalan itu disusul dengan salam pembuka seperti yang lazim kita temukan di dalam surat-surat Paulus (Rom 1:7; 1 Cor 1:3; bdk 1 Pet 1:2 dan Yud 2).
Perkenalan diri Yohanes dan si teralamat itu disusul dengan salam pembuka: “Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu” (ay. 4). Salam pembuka ini identik dengan ucapan salam yang biasa digunakan oleh Paulus dalam surat-suratnya, yakni kasih karunia dan damai sejahtera (Rom 1:7; 1Kor 1:3; 2Kor 2:2).4 Menurut Yohanes, kasih karunia dan kedamaiaan itu berasal dari tiga sumber. Sumber yang pertama ialah “Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang” (ay. 4, 8; 4:8; 11:17; dan 16:5). Ungkapan ini mungkin didasarkan pada penyingkapan nama Allah yang tertulis dalam Kel 3:14: “AKU ADALAH AKU." Penyingkapan nama Allah itu ditafsirkan kembali dalam tiga dimensi waktu, yakni masa kini (yang ada), masa lalu (yang sudah ada), dan masa yang akan datang (yang akan datang). Dimensi waktu itu mungkin berasal dari Yes 44:6: “Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku.” Dimensi waktu itu berbeda dengan rentetan waktu yang normal, yakni masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Pemutarbalikan dua rentetan waktu yang pertama dari rentetan normal, menurut Slater, dimaksudkan untuk membuatnya konsisten dengan hidup, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus.5
Sumber yang kedua adalah “ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya” (ay. 4). Gagasan tujuh Roh ini mengacu kepada Roh Kudus meski Yohanes tidak pernah menggunakan ungkapan “Roh Kudus.” Roh Kudus digambarkan di sini sebagai tujuh roh-malaikat yang berdiri di hadapan taktha (bdk. Tob. 12:15). Angka tujuh melambangkan kepenuhan dan secara teologis ketujuh Roh itu identik dengan kepenuhan dan kesempurnaan Roh Kudus (bdk. 3:1; 4:5; 5:6). Yohanes hanya memakai kata “Roh” yang mengisyaratkan bahwa dia sedang berbicara tentang Roh Kudus (2:7, 11, 17, 29; 3:6, 13, 22; 14:13; 22:17). Roh Kuduslah yang memberikan kasih karunia dan damai sejahtera di tengah-tengah kesulitan dan kekejaman yang akan datang.
Sumber yang ketiga adalah Yesus Kristus yang diidentifikasikan sebagai “saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini” (ay 5a). Identifikasi Yesus sebagai “saski yang setia” mengacu pada karya-Nya selama hidup di dunia.6 Selama hidup-Nya, Yesus melaksanakan pesan dan perintah yang telah diberikan Allah dengan setia sampai mati di kayu salib (bdk Ibr 2:17; 3:2; 2Tim 2:13). Sementara identifikasi Yesus sebagai “yang pertama bangkit dari antara orang mati” (bdk Rom 8:29; Kol 1:18) mengungkapkan pentingnya kebangkitan Yesus. Kebangkitan Yesus adalah kabar gembira yang tiada taranya bagi dunia sebab hal itu menandai permulaan zaman baru di mana kematian tidak akan ada lagi (21:4). Akhrinya, identifikasi Yesus sebagai “yang berkuasa atas raja-raja di bumi” dianggap sebagai penggenapan harapan pemazmur (Mzm 89:27). Sebagai orang yang dibangkitkan dan dimuliakan oleh Allah, nasib semua manusia berada dalam tangan-Nya, termasuk orang yang mendakwanya pada masa lalu dan yang menentangnya pada masa kini. Jadi, Yesus yang disalibkan telah menjadi Tuhan atas alam semesta.

Pujian kepada Yesus (ay. 5b-6)
Yohanes mengajak umatnya untuk memuji kemuliaan dan kuasa Yesus. Ajakan itu dipahami sebagai tanggapan atas tindakan penyelamatan yang telah dilakukan-Nya bagi umat manusia. Di sini, Yohanes menyoroti tiga tindakan yang dijadikan sebagai alasan untuk memuji kemuliaan dan kekuasaan Yesus.7 Pertama, Yesus mencintai kita (ay. 5b). Cinta itu menjadi jelas dalam peristiwa kematian-Nya di kayu salib. Kedua, Yesus telah membebaskan kita dari kuasa dan perbudakan dosa melalui darah-Nya (ay. 5b). Hal ini mengacu kematian Yesus di kayu salib sebagai kurban penebusan bagi dosa-dosa kita (bdk Rom 3:23-26; Ef 1:7; Ibr 9:12; 1Ptr 1:19). Hidup-Nya dikurbankan untuk menyelamatkan kita dari kuasa dosa yang memperbudak. Tindakan penyelamatan ini akhirnya menempatkan kita berada di bawah otoritas kerajaan-Nya. Ketiga, Yesus telah menjadikan kita sebagai suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya (ay. 6). Hal ini melukiskan status orang kristiani yang telah ditebus dari kuasa dosa masa lalu yang memperbudak mereka. Status ini mengemakan janji Allah yang serupa dalam Kel 19:6, yang mana Allah menjanjikan kerajaan imam dan bangsa yang kudus kepada orang Israel yang telah dibebaskan dari penindasan Mesir. Akan tetapi, janji Allah yang terpenuhi pada masa yang akan datang tersebut itu diubah oleh Yohanes sebagai sesuatu yang telah terjadi. Melalui kematian Yesus di salib, relasi yang baru dengan Allah telah tercipta: “suatu kerajaan imam bagi Allah”, yang memelihara ibadat yang benar kepada Allah. Orang-orang kristiani melalui baptisan mereka telah dibebaskan dari kuasa dosa dan kepada mereka ditanamkan martabat dan kuasa baik raja maupun imam.

Nubuat Kedatangan Yesus (ay. 7)
Pujian bagi kemuliaan dan kuasa Yesus atas tindakan penyelamatan-Nya dilanjutkan dengan sebuah pernyataan profetis tentang kedatangan Kristus yang kedua. “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin” (ay. 7). Yohanes di sini menggunakan waktu kini daripada waktu yang akan datang. Hal ini menunjukkan bahwa Yohanes mengharapkan akhir zaman segera datang.
Gambaran Yohanes tentang kedatangan Kristus yang kedua mengingatkan kita pada bahasa nubuat Dan 7:13: “tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia.” Namun, seorang serupa anak manusia dalam nubuat Daniel mengacu kepada orang-orang kudus Israel yang dijanjikan kemuliaan dan kerajaan kekal atas bangsa-bangsa yang telah menindas mereka. Seorang seperti anak manusia itu sama sekali tidak mengacu kepada pribadi Mesias, tetapi bagi Yohanes seorang seperti Anak Manusia itu mengacu kepada Mesias. Hal ini memperlihatkan bagaimana Yohanes menafsirkan kembali dan mengadaptasi apa yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama untuk menampilkan pesan dan harapannya akan kedatangan Kristus yang kedua dalam waktu yang dekat.
Kedatangan Yesus yang kedua akan mengadili semua manusia. Lukisan tentang pengadilan universal itu dikutip oleh Yohanes dari nubuat Zakaria 12:10 yang mengatakan, “mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.”8 Yohanes mengutip gambaran ini dan menerapkannya kepada Yesus. Orang-orang telah menyalibkan Yesus, namun akan tiba harinya ketika mereka akan memandang-Nya lagi sebagai hakim mereka pada waktu kedatangan-Nya yang kedua. Pada waktu itu semua mata akan melihat Dia sebagai hakim yang menghakimi semua bangsa manusia, termasuk orang-orang yang telah menikam-Nya, orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi. Pada penampakan eskatologis, Kristus akan tampak di atas awan-awan dan menyatakan kekuasaan-Nya secara terbuka kepada seluruh dunia.

Penyingkapan diri Allah (ay. 8)
Pernyataan profetis tentang kedatangan Kristus yang kedua itu ditutup dengan penyingkapan diri Allah. Penyingkapan itu mungkin dimaksudkan sebagai jaminan bahwa pernyataan profetis Yohanes akan terpenuhi. Allah yang menjamin nubuat itu mengidentifikasikan dirinya dalam tiga gambaran. Pertama, “Alfa dan Omega” (ay. 8). Alfa dan omega adalah huruf yang pertama dan terakhir di dalam abjad Yunani. Gambaran ini akan ditemukan lagi dalam Why 21:6 dan 22:13. Dengan identifikasi ini, Yohanes mau menggambarkan Allah sebagai “yang pertama dan yang terakhir.” Kedua, “Yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang.” Gambaran ini mengulang apa yang telah dikatakan sebelumnya (Why 1:4). Gambaran ini mengarisbawahi aktivitas Allah yang mengatasi ruang dan waktu. Ketiga, “Yang Mahakuasa” atau lebih tepatnya, “Penguasa atas seluruh dunuia.” Seringnya gambaran ini muncul dalam kitabnya (Why 4:8; 11:7; 15:3; 16:7, 14; 19:6, 15; 21:22) mau menunjukan pesan teologis yang sangat besar pada kuasa dan kedaulatan Allah. Allah yang menguasai alam semestalah yang menjamin nubuat tentang kedatangan Kristus yang kedua.

1 Gerhard A. Krodel, Revelation (ACNT; Minneapolis: Augsburg, 1989), 79.
2 Daniel Harrington, Revelation: The Book of the Risen Christ (United States: New City Press, 1999), 28.
3 Lynn Harold Hough, “Revelation: Text, Exegesis, and Exposition,” dalam The Interpreter’s Bible (Nashville: Abingdon Press, 1957), 367.
4 Ucapan pembuka ini dilihat sebagai kombinasi dari ucapan salam yang biasa digunakan oleh orang-orang Yunani dan Yahudi. Orang-orang Yunani biasanya memakai ucapan: “kasih karunia.” Ucapan salam ini dipakai oleh orang kristiani untuk mengungkapkan kabar Gembira tentang kebaikan Allah yang menjangkau orang-orang yang dianggap tidak pantas, seperti orang-orang yang berdosa dan yang terpinggirkan. Berbeda dengan orang Yunani, orang-orang Yahudi biasanya memakai ucapan, “damai sejahtera.” Kata “damai sejahtera” itu mengacu pada suatu situasi yang lebih dari sekedar tiadanya perang, yakni suatu situasi atau keadaan damai dan sejahtera yang disebabkan oleh kehadiran dan tindakan Allah yang menyelamatkan di tengah-tengah umat Israel.
5 Slater, Christ and Community, 90
6 Jurgen Roloff, Revelation (Minneapolis: Fortress Press, 1993), 24
7 Krodel, Revelation, 85.
8 Yang melatarbelakangi nubuat Zakaria adalah kisah tentang Allah yang memberikan seorang gembala yang baik kepada umat-Nya, namun mereka tidak taat dan dengan bodoh membunuh gembala tersebut. Sebagai gantinya, mereka mengangkat para gembala jahat yang mencari keuntungan sendiri. Namun, akan tiba harinya ketika dalam anugerah Allah mereka akan bertobat dengan pedih, dan pada hari itu mereka akan memandang sang gembala yang baik yang sudah mereka tikam dan dengan sedih mereka meratapi dia dan menangisi apa yang telah mereka lakukan terhadapnya.

POSTMODERNISME









POSTMODERNISME
Kevin O’Donnell
Cet.1, 2009, 135 x 170 mm, 164 hlm, KANISIUS
Harga Rp 65.000,-
Harga Member Rp. 58.500,- (disc 10%)
Kategori : Filsafat
ISBN : 978-979-21-1769-1


Postmodenisme adalah nama yang diberikan pada serangkaian pendirian filsafat dan gaya estetika, yang berkembang sejak tahun 1950-an. Buku Lion Access Guide ini memperkenalkan dengan sangat baik filsuf kunci postmodernis dan ide-idenya. Jelas dan mudah digunakan, buku ini ideal bagi Anda yang pernah bertanya, “Apakah sebenarnya arti postmodernisme?”

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org

SELUAS SEGALA KENYATAAN









SELUAS SEGALA KENYATAAN
Dr. Adelbert Snijders, OFM Cap.
Cet.1, 2009, 135 x 170 mm, 334 hlm, KANISIUS
Harga Rp 65.000,-
Harga Member Rp. 58.500,- (disc 10%)
Kategori : Filsafat
ISBN : 978-979-21-2287-9


Buku ini memiliki tujuan untuk merangsang para pembaca supaya mulai bermetafisika. Di zaman sekarang saintisme telah mendewa-dewakan salah satu cara untuk memperoleh paham, scientifical insight. Padahal, manusia bersifat multidimensional dan paham itu pun multidimensional. Scientifical insight, philosophical insight dan metaphysical insight masing-masing otentik. Berfilsafat dan bermetafisika merupakan kegiatan manusiawi yang asli. Pentinglah menyentuh dan merangsang embrio metafisika yang hadir sejak awal. Embrio ini perlu dirangsang untuk dapat selalu dinamis menuju kedewasaan.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org

THE WISE LESSON & INSPIRING WORDS








THE WISE LESSON & INSPIRING WORDS
Yance Chan
Cet.1, 2009, 135 x 170 mm, 148 hlm, KANISIUS
Harga Rp 25.000,-
Harga Member Rp. 22.500,- (disc 10%)
Kategori : Rohani
ISBN : 978-979-21-2382-1


Buku ini hanyalah sebuah karya kecil yang mengajak dan menginspirasi hidup kita semua yang mau berubah. Dengan mengetahui kekuatan dari motivasi pribadi dalam menghayati hidup spiritual, maka diharapkan kita dapat mengontrol hidup kita, merancang hidup ke arah masa depan yang labih baik dengan berlandaskan iman dan cinta kasih. Hidup sukses yang tidak egois, hidup sukses yang seperti Tuhan inginkan, menjadi garan dan terang bagi orang lain.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org

THE CATHOLIC WAY









THE CATHOLIC WAY : Kekatolikan dan Kindonesiaam Kita
Mgr. Ignatius Suharyo
Cet.1, 2009, 148 x 190 mm, 248 hlm, KANISIUS
Harga Rp 40.000,-
Harga Member Rp. 36.000,- (disc 10%)
Kategori : Sakramen & Gereja
ISBN : 978-979-21-2282-4


Untuk mengembangkan pengertian kita tentang iman Katolik dan tugas perutusan Gereja di dunia, Mgr. Igatius Suharyo membagikan pendapat, pandangan, sikap, dan pemikiran Gereja tentang berbagai persoalan kebangsaan dan kemanusiaan dewasa ini. Kita diajak agar tetap teguh dalam iman, berpengharapan dan penuh kasih, baik sebagai pribadi, warga negara, maupun warga Gereja. Dengan begitu, kita bisa melibatkan diri untuk membangun tata dunia baru yang lebih baik.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org

BIOETIKA










BIOETIKA : Sebuah Pengantar
William Chang, OFM Cap.
Cet.1, 2009, 135 x 200 mm, 177 hlm, KANISIUS
Harga Rp 30.000,-
Harga Member Rp. 27.000,- (disc 10%)
Kategori : Teologi
ISBN : 978-979-21-2289-3


Buku kecil ini menolong pembaca untuk mendalami makna hidup, seksualitas, kesehatan, penyakit, kematian, dan perpanjangan hidup. Bagaimanakah manusia seharusnya menghargai hidup, menjunjung harkat dan martabat manusia, dan mengambil keputusan-keputusan penting mengenai hidup? Mengapa tidak semua campur tangan medis dengan dunia teknologi modern tidak dapat diterima dari sudut tinjau iman? Bagaimanakah pandangan global tentang manusia yang mencari kesempurnaan dalam hidupnya? Jawaban atas rentetan pertanyaan di atas tersembunyi dalam buku ini.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org

MENJADI MURID KRISTUS ITU GIMANA SIH










MENJADI MURID KRISTUS ITU GIMANA SIH
Gregorius Kriswanta, Pr
Cet.1, 2009, 125 x 190 mm, 76 hlm, KANISIUS
Harga Rp 15.000,-
Harga Member Rp. 13.500,- (disc 10%)
Kategori : Teologi
ISBN : 978-979-21-2386-9


Buku kecil ini bermaksud memberikan inspirasi bagi semua orang kristiani dalam usaha menjawab pertanyaan “Menjadi Murid Kristus itu gimana sih?”, sehingga semakin yakin akan status dirinya sebagai murid Kristus. Yang dijanjikan oleh Yesus bukanlah kesuksesan, tetapi penderitaan dan salib. Itu dimensi kemuridan yang ditampilkan dalam Injil Markus. Buku ini cocok dibaca oleh para romo, frater, suster, bruder, prodiakon, dan pemula jemaat, serta semua orang kristiani, sebagai sumbangan inspirasi untuk memperdalam semangat kemuridan dalam mengikuti Yesus Kristus secara lebih dekat.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org