30 Mei – Hari Biasa (Sir. 42:15-25; Mrk. 10:46-52)
Teks Kitab Suci
46 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.47 Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"49 Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau."50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.51 Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!"52 Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Renungan oleh
Romo Yosef Aris, MSF
Orang yang sakit mempunyai satu keinginan, yakni sembuh. Bartimeus seorang pengemis dan buta (Markus 10:46). Meski tidak melihat, tetapi telinganya berfungsi dengan baik. Ia mendengar tentang Yesus yang dapat menyembuhkan, yang berkuasa atas segalanya. Maka terdorong oleh kuatnya pendengarannya saat banyak orang mengikuti Yesus dan kekuatan batinnya untuk sembuh, ia beseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” (ay 47). Seruannya merupakan pengakuan terhadap siapa Yesus. Meski hanya mendengar, ia mampu menyebut Yesus sebagai Anak Daud. Inilah yang disebut iman bertumbuh lewat pendengaran. Seruan imannya telah mengatasi kerapuhan diri sehingga dapat berjumpa dengan Yesus. Seruan imannya telah mendorongnya untuk sembuh, untuk dapat melihat.
Acapkali kita bimbang dan buta dengan segala persoalan hidup, kerapuhan, dan kejatuhan dalam dosa. Juga sikap mau memaksakan keinginan, ego, merampas kebahagiaan orang lain mengaburkan kepercayaan kita. Contoh sederhana Bartimues, dapat membuka mata batin dan iman kita agar tetap berseru kepada Tuhan, tanpa henti, tanpa kenal lelah, tanpa putus asa dan kecewa. Seruan Yesus, kasihanilah kami, dapat menjadi doa kita pribadi setiap saat. Seruan yang dapat melegakan dahaga rohani kita. Seruan yang dapat menyembuhkan setiap luka batin kita. Seruan yang mendatangkan penebusan dan keselamatan. Seruan yang memampukan kita hidup dan bangkit di kala jatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar