31 Mei – Pesta SP Maria Mengunjungi Elisabet (Zef. 3:14-18a; Luk. 1:39-56)
Teks Kitab Suci
39 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.40 Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.41 Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus,42 lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan,47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,48 sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.50 Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;54 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."56 Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
Renungan oleh
Romo Yosef Aris, MSF
Pada pesta St. Perawan maria mengunjungi Elisabet menjadi cerminan sikap untuk bersedia membantu, mengulurkan tangan, bersabahat dengan siapa saja, teristimewa mereka yang membutuhkan. Peristiwa perjumpaan itu, tentu saja bukan hanya beraspek perjumpaan manusiawi tetapi juga bernuansa rohani. Allah yang berperan bagi kedua wanita yang sedang mengandung, telah menggerakkan hati mereka untuk berjumpa. Dorongan ilahi telah mengikis kepenatan perjalanan yang jauh, kemalasan, rasa nikmat berpangku tangan. Maria telah menunjukkan kesediaan dan ketaatan pada kehendak Allah. Ia mau dan sanggup meski harus berjuang dan menderita. Namun ia bahagia karena Allah menjadi Juruselamatnya. Allah telah memperhatikan kerendahan hati dan sungguh tak terkira perbuatan besar Allah bagi dirinya. Maka ia pun selalu bersyukut dan taat setia kepadaNya.
Gerak inisatif Maria oleh dorongan ilahi dapat kita kembangkan pula dalam kehidupan sehari-hari. Jiwa yang bersemangat dan gembira mencari mereka yang membutuhkan pertolongan menjadi spirit hidup sosial. Perjumpaan penuh iman dan kasih di anatar dua wanita itu, telah meninspitasi kita dalam berbelarasa dan peduli kepada sesama. Sekecil apapun kunjungan kita yang penuh kasih, akan berarti bagi sesama. Oleh karena itu, jangan takut dan berhenti untuk berbuat baik, bertindak penuh kasih, meskipun kecil dan tidak pernah diperhitungkan orang. Sebab Tuhan selalu ada di tengah-tengah kita, sebagai pahlawan yang memberi kemenangan (Zef 3:17).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar