29 Apr – Pw S. Katarina dr Siena, PrwPujG- (Kis. 14:5-18; Yoh. 14:21-26)
Teks Kitab Suci
21 Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."22 Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?"23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.25 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu;26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Renungan oleh
Romo Yosef Aris, MSF
Manusia dianugerahi akal budi dan hati nurani. Ia masih juga mempunyai iman untuk percaya pada penyelenggaraan ilahi. Bahkan, lebih lagi, manusia dikaruniai Roh Kudus agar memahami firmanNya. Yesus mengajarkan kepada kita, bahwa tindakan mengasihi Allah harus terwujud dalam menuruti firmanNya (Yoh 14:21). Dalam kerangka mengasihi dan menuruti firman Tuhan, terkandung pula sikap mau mendengarkan dan menghidupi (taat) aturan/perintah Tuhan. Jarang sekali bahkan sulit dimengerti bila seseorang mengasihi sesama, kok tidak pernah mendengarkan kata-kata yang dikasihi. Mengasihi dengan menuruti perintah Tuhan, membutuhkan kebebasan hati (bebas dari keperpaksaan), kesadaran pribadi, kejernihan pikiran. Ia sadar bahwa sungguh-sungguh mengasihi Allah.
Kesadaran dan kesungguhan mengasihi Allah diteladankan pula oleh St. Katarina dari Siena. Ia mempersembahkan dirinya. Ia melayani Allah melalui pelayanan kepada orang sakit dan dalam penjara. Ia menemukan Yesus dalam hatinya, sehingga ia penuh rahmat. Ia juga menjadi pemersatu antara kerajaan dan Paus yang bersitegang. Ia betul-betul menututi perintah Allah. Ia gagah berani mencintai Allah dan mengasihi sesama. Ia mencapai kekudusan. Mari kita makin taat kepada perintah Allah dalam firman-firmanNya dengan kesadaran dan kesungguhan. Taat itu indah dan mendatangkan sukacita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar