28 Apr – HARI MINGGU PASKAH V- (Kis. 14:21b-27; Yoh. 13:31-33a,34-35)
Teks Kitab Suci
13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.16 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.17 Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.18 Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.19 Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.20 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku."21 Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."22 Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya.23 Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.24 Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!"25 Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?"26 Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."28 Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.29 Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin.30 Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.31 Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.32 Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.33 Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
Renungan oleh
Romo Yosef Aris, MSF
Anak Manusia dipermuliakan, dan Allah dipermuliakan di dalam Dia (Yoh 13:31). Kemuliaan Allah hadir dan nyata dalam hidup Yesus. Kemuliaan Allah nampak nyata dalam kepedulianNya terhadap hidup manusia. Kemuliaan Allah terungkap dalam kasiNya kepada manusia. Yesus menegaskan kemuliaan yang Ia bawa terwujud dalam hidup saling mengasihi. Yesus menunjukkan atau memberi teladan kasih kepada semua orang. Orang sakit disembuhkan, orang lapar dikenyangkan, orang mati dihidupkan. Yesus memberi perhatian kepada mereka yang terasing, tertindas, dan tersingkirkan. Dengan hidup dalam kasih, martabat seseorang menjadi terangkat. Mereka yang terpuruk mendapat kekuatan baru untuk bangkit.
Hidup saling mengasihi menjadikan seseorang mengalami sukacita . kebaikan dan cinta yang berkembang dalam dunia, menjadikan setiap orang mengalami kebaikan Allah dan dihantar kepada pengenalan akan Allah yang baik. Oleh sebab itu, setiap murid Kristus diajak untuk mengikuti dan meneladan Yesus yang memuliakan Allah dengan mencintai sesama manusia. Ie rela menderita karna cinta kepada Allah Bapa dan kepada manusia. Memuliakan Allah berarti pula berani berkorban dan berbela rasa kepada sesama tanpa pamrih. Mari kita mengembangkan sikap mengasihi sesama sebagai keutamaan hidup. Dalam konteks pastoral : saling mengasihi sebagai pastoral unggulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar