3 Apr – HARI RABU DLM OKTAF PASKAH- (Kis. 3:1-10; Luk. 24:13-35)
Teks Kitab Suci
13 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.17 Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram.18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?"19 Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.20 Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.21 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.22 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,23 dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.24 Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat."25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.28 Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.32 Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"33 Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.34 Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon."35 Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Renungan oleh
Romo Yosef Aris, MSF
"Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah! (Kis 3:6). Petrus memberikan sesuatu yang ia punyai dan dibutuhkan oleh si penderita lumpuh. Petrus tidak hanya memberi kesembuhan, sehingga si lumpuh dapat berjalan dan bekerja sebagaimana mestinya sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Tetapi Petrus juga menghantar si lumpuh untuk percaya kepada Yesus. Si lumpuh bersukacita, ia memuji Allah, sebab Allah bertindah atas hidupnya. Peristiwa penyembuhan yang dilakukan Petrus memang harus sampai pada pengenalan pribadi (percaya) kepada Yesus. Petrus bertindak demi nama Yesus Kristus. Ya.... percaya kepada Yesus menjadi misi Petrus dalam perwujudan memggebalakan domba-domba Yesus.
Sebuah peristiwa iman hendaknya makin mampu lebih dalam membawa seseorang percaya kepada Yesus. peristiwa dua murid yang berjalan ke Emaus, telah membukakan mata mereka untuk peka akan kehadiran Tuhan. Mereka berbincang tentang Yesus, dengan penuh keheranan, kepercayaan, bahkan dengan keragu-raguan pula. Saat Yesus mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, mata mereka menjadi terbuka (Luk 24:30). Mereka melihat dan bercakap-cakap dengan Yesus. Keraguan menjadi hilang. Kepercayaan menjadi gemilang. Hati berkobar-kobar untuk segera kembalike Yerusalem mewartakan pengalaman perjumpaan dengan Yesus yang bangkit. Semoga perjumpaan pribadi dengan Yesus dan pengalaman perayaan paskah, menjadikan kita bergairah dalam hidup sehari-hari untuk menjadi saksi kebenaran, cinta kasih, persaudaraan, damai, dan pengampunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar