6 Jun – Hari Biasa (Tb. 6:10-11; 7:1,9-17:8:4-9a; Mrk. 12:28b-34)
Teks Kitab Suci
28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Renungan oleh
Romo Edy, Pr
Apa jawaban kita ketika ditanya, apakah kita mencintai Tuhan dengan segenap hati, akal budi dan juga mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri? Kalau kita mau menjawab secara jujur rasanya “hukum” yang utama dan terutama itu semakin sulit untuk direalisasikan. Di jaman di mana orang lebih mengagungkan kemampuan intelektual dan kemajuan tekhnologi ,manusia rasanya semakin sempit memberi ruang untuk kehadiran dan campur tangan Tuhan. Di jaman orang cenderung bersikap egois, individualis semakin sempit memberi perhatian kepada orang lain terlebih mereka yang membutuhkan.
Padahal inti ajaran kekatolikan adalah kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Kita tidak mungkin mencintai Tuhan tanpa mencintai sesama dan sebaliknya. Dua hal yang tidak mungkin terpisahkan. Kita mohon rahmat Tuhan agar semakin memberi ruang bagi kehadiran dan campur tangan Tuhan dalam diri kita dan membuka hati kita untuk mencintai sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar