Surat kepada Gereja di Smirna (Why 2:8-11)
8 "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali: 9 Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. 10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antara kamu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. 11 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Siapa yang menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua."
Sapaan bagi si teralamat (ay. 8a)
Surat yang kedua Yohanes dialamatkan kepada malaikat jemaat di Smirna. Smirna adalah sebuah kota pelabuhan yang terletak di sebelah utara kota Efesus. Kota itu dikenal sebagai pusat perdagangan dan ibadat pemujaan kepada kaisar. Pada tahun 26 M, kota itu dipilih sebagai salah satu tempat untuk membangun sebuah kuil untuk memuja kaisar Tiberius. Loyalitas penduduknya kepada kaisar Roma menjadi alasan mengapa kota itu dipilih dan dijadikan sebagai tempat ibadat pemujaan kepada kaisar Roma. Kehadiran kuil yang didedikasikan untuk memuji dan menyembah kaisar Roma itu membantu kita untuk menjelaskan mengapa orang-orang kristiani dipenjara dan mungkin juga dibunuh di sana.
Identifikasi diri pemberi perintah (ay. 8b)
Yohanes mengidentifikasikan orang yang memerintahnya untuk menulis surat sebagai “Yang Awal dan Yang Akhir” dan “yang telah mati dan hidup kembali” (bdk. 1:17-18). Identifikasi ini mengingatkan kita penyingkapan diri Allah dalam Yes 44:6, “Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku” dan Yes 48:12, “Dengarkanlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israel yang Kupanggil! Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian!” Dalam kedua perikop ini Yesaya menyingkapkan bahwa Allah Israel itu satu-satunya pencipta atas segala sesuatu dan sebagai Tuhan atas sejarah. Dialah asal-usul dan tujuan seluruh sejarah. Maka, dewa-dewi buatan tangan manusia dan kaisar-kaisar Roma sama sekali tidak bisa disandingkan dengan Allah Israel. Penyingkapan diri Allah ini ditransferkan kepada Kristus yang telah dibangkitkan. Hal ini mau mengungkapkan bahwa Yesus yang telah dibangkitkan mengambil bagian dalam kehormatan dan kemuliaan Allah.5
Identifikasi diri diperjelas lagi dalam pernyataan berikutnya, “Yang telah mati dan hidup kembali.” Identifikasi ini jelas mengacu pada peristiwa kematian Yesus di kayu salib dan kebangkitan-Nya. Dia telah mati namun dibangkitkan oleh Allah dan kini hidup kembali. Acuan pada kematian dan kebangkitan itu dimaksudkan untuk menginspirasi orang-orang Kristiani di Smirna supaya mereka tetap setia kepada Kristus meski mengalami banyak penderitaan. Kesetiaan Kristus kepada Allah meski harus mati di kayu salib berfungsi sebagai model bagi gereja di Smirna.
Dorongan dan nasihat (ay. 9-10)
Gereja Smirna merupakan salah satu dari dua gereja (Filadelfia) yang tidak mendapat kritikan. Yesus tidak mengeritik penghayatan iman mereka. Sebaliknya, mereka mendapat dorongan karena mereka bertahan dalam iman meski mengalami kesusahan dan kemiskinan. Jemaat kristiani mengalami kesedihan karena mereka mengalami berbagai bentuk tekanan dan kesulitan. Aneka ragam tekanan dan kesulitan itu mungkin membuat mereka miskin secara material dan rohani. Mengapa mereka hidup susah dan miskin padahal mereka hidup di kota yang terkenal sebagai pusat perdagangan? Kemungkinan sikap mereka terhadap ibadat pemujaan kepada kaisar telah menyebabkan mereka dikeluarkan dari lingkaran kekuasaan dan kemudahan ekonomis.6
Selain mengalami kesusahan dan kemiskinan, jemaat di Smirna juga mengalami fitnahan dari orang-orang yang menyebut dirinya orang Yahudi tetapi sesungguhnya mereka bukanlah orang Yahudi. Mereka inilah yang disebutnya sebagai “jemaah iblis” (ay. 9; 3:9). Jemaah iblis ini barangkali mengacu pada orang-orang Yahudi palsu karena mereka mengembangkan sinkretisme agama dengan menggabungkan praktek-praktek keagamaan kafir dengan praktek keagamaan Yahudi.7 Dengan demikian, beberapa orang Yahudi Smirna memainkan peran dalam menciptakan kesulitan bagi orang-orang kristiani Smirna.
Yohanes menasihati jemaat Smirna untuk tidak takut terhadap penderitaan dan setia sampai mati. Meski beberapa dari anggota jemaat akan dipenjara, namun mereka tidak boleh takut. Pencobaan itu tidak berlangsung lama karena hanya berlangsung selama sepuluh hari. Keterangan waktu “sepuluh hari” mungkin mengacu pada penindasan lokal yang terjadi dalam waktu yang singkat.8 Yohanes mungkin membayangkan bahwa beberapa anggota jemaat mungkin menjadi martir sebab dia menasihati mereka untuk setia sampai mati. Jika mereka setia dan benar, mereka akan diberikan mahkota kehidupan. Pada zaman kuno, mahkota sering digunakan sebagai simbol kehormatan dan keselamatan. Di sini Yohanes mungkin memakai ungkapan “mahkota kehidupan“ untuk mengacu pada suatu ganjaran pada masa yang akan datang bagi orang-orang yang benar (bdk Yak 1:12; 1 Ptr 5:4). Sebagaimana mahkota diberikan kepada orang-orang yang menang dalam sebuah pertandingan, orang-orang kristiani yang setia juga akan diberikan berkat hidup kekal bersama dengan Kristus.
Panggilan untuk mendengar dan janji bagi pemenang (ay. 11)
Dalam bagian penutup surat ini kita menemukan rumusan yang serupa dengan surat sebelumnya, yakni panggilan untuk mendengarkan (bdk. 2:7a). Panggilan itu disusul dengan janji bagi pemenang, yakni bebas dari kematian yang kedua. Orang-orang yang setia pada imannya sampai mati tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua. Ungkapan “kematian yang kedua” didiskusikan lebih lanjut dalam Why 20:6, 14, dan 21:8. Dalam Why 20:6, kematian yang kedua didefinisikan dengan cara mempertentangkannya dengan kebahagiaan abadi kebangkitan yang pertama dan Why 20:14 mendefinisikannya sebagai “lautan api”. Why 21:8 menyebutkan bahwa lautan api, kematian yang kedua, disediakan bagi “orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta.” Dengan demikian, kematian yang kedua dapat dipahami sebagai hukuman kekal yang diterima oleh orang-orang jahat.
5 Slater, Christ and Community, 101.
6 Seán P. Kealy, The Apocalyspse of John (Wilmington: Michael Glazier, 1987), 87.
7 Kealy, The Apocalyspse of John, 87.
8 Krodel, Revelation, 113.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar