Selasa, April 23, 2013

23 Apr – Hari Biasa Pekan IV Paskah- (Kis. 11:19-26; Yoh. 10:22-30) 

 Teks Kitab Suci
22 Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin.23 Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo.24 Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami."25 Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,26 tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku.27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.30 Aku dan Bapa adalah satu."

Renungan oleh 
Romo Surip, OFMCap

Anthiokus IV Epifanes adalah raja Syria yang menyerang kota Yerusalem dan membunuh sekitar 80.000 penduduk Yahudi. Orang-orang Yahudi lainnya dijual sebagai budak dan harta benda Bait Allah dirampasnya. Halaman Bait Allah dinajiskan, ruangan kudus dijadikan tempat pelacuran, dan mezbah kurban bakaran digantikan mezbah Zeus dengan kurban bakaran daging babi. Karena itu bangkitlah pemberontakan Yudas Makabe cs. yang berhasil merebut kembali Bait Allah itu dan menyucikannya. Setiap tgl. 25 Kislew dirayakan Hanukah, Hari Raya Terang, hari peringatan akan penahbisan Bait Allah. Pada hari raya Hanukah itu Yesus berada di serambi Bait Allah dan orang-orang Yahudi bertanya: “Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.” Pertanyaan itu muncul dari sekelompok orang yang ingin menjadikan jawaban-Nya sebagai perangkap untuk menjerat-Nya. Mereka mau membelokkan jawaban-Nya sebagai dasar tuduhan penghojatan terhadap Allah atau pemberontakan terhadap pemerintah Romawi. Dengan itu Yesus dapat dibawa ke pengadilan Mahkamah Agama atau gubernur Romawi. Namun Yesus tahu bahwa ada juga sekelompok orang yang sungguh-sungguh mau mengetahui dan mengikuti-Nya. Karena itu Ia menjadikan pertanyaan itu sebagai batu loncatan untuk membedakan orang yang percaya dan orang yang tidak percaya. 

Orang-orang yang percaya kepada Yesus ibarat domba-domba yang mendengarkan suara-Nya dan mengikuti-Nya. 

Mengapa kita kadang masih cenderung mengikuti kemauan kita sendiri? Yesus telah menunjukkan bahwa menjadi pengikut-Nya berarti harus mendengarkan dan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Apa mau kita sekarang?

Tidak ada komentar: