Kamis, Januari 28, 2010










BAPA-BAPA GEREJA
The Father Paus Benedictus XVI
Cet.1, 2010, 140 x 210 mm, 272 hlm, DIOMA
Harga Rp 55.000,-
Harga Member Rp. 49.500,- (disc 10%)
Kategori : Rohani
ISBN 10: 979-26-1427-3
ISBN 13: 978-979-26-1427-5


Setiap hari Rabu Paus memberi audiensi umum bagi orang-orang yang berkumpul di Vatikan. Dalam audiensi itu Paus selalu memberi amanat yang bercorak katekesis. Sejak 7 Maret 2007 sampai 25 Juni 2008, Paus Benediktus XVI menggunakan audiensi umum itu sebagai kesempatan untuk berbicara tentang Bapa-bapa Gereja, baik hidup maupun ajarannya. Buku ini berisi teks-teks yang diucapkannya dalam audiensi itu.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org










MIDWIFE FOR SOULS : SPIRITUAL CARE FOR THE DYING
Kathy Kalina
Cet.1, 2008, 120 x 195 mm, 204 hlm, DIOMA
Harga Rp 25.000,-
Harga Member Rp. 22.500,- (disc 10%)
Kategori : Spiritual Pendampingan
ISBN 10: 979-26-0001-9
ISBN 13: 978-979-26-0001-8


Buku ini memberikan wawasan, memperlihatkan bagaimana bantuan iman Katolik seseorang dan kekuatan doa dapat membimbing seseorang dalam pendampingan terhadap orang yang akan meninggal. Ditulis dengan gaya puitis dan indah, praktis dan terpercaya, buku ini adalah bacaan utama bagi siapa saja yang mendampingi orang lain menuju akhir kehidupan dan membantu mereka menuju kehidupan abadi. Buku ini dilengkapi apendiks khusus yang berisikan doa-doa dan kutipan-kutipan ayat-ayat Kitab Suci yang menghibur orang-orang yang akan meninggal dan orang-orang yang mereka cintai.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org







TENDER MERCIES
Mary Peter Martin, FSP
Cet.1, 2008, 155 x 105 mm, 371 hlm, DIOMA
Harga Rp 30.000,- Dwi Bahasa Indonesia - Inggris
Harga Member Rp. 27.000,- (disc 10%)
Kategori : Doa
ISBN 10: 979-26-0008-6
ISBN 13: 978-979-26-0008-7


Buku ini merupakan sebuah Kumpulan Doa yang cukup lengkap untuk menjawab berbagai kebutuhan manusiawi kita. Mulai dari Doa-doa Harian, Doa Rosario, Doa Jalan Salib, Doa-doa Pembebasan, Doa-doa kepada Orang-orang Kudus dan sebagainya. Ringkasnya: buku ini akan menjawab kebutuhan doa-doa yang kita butuhkan. Bagi mereka yang mendoakannya, terutama di saat-saat sulit, pasti akan mendapatkan penghiburan rohani yang datang dari Tuhan sendiri.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org









DOA-DOA ADORASI
Daniel P. Guernsey
Cet.1, 2009, 105 x 140 mm, 212 hlm, DIOMA
Harga Rp 25.000,-
Harga Member Rp. 22.500,- (disc 10%)
Kategori : Doa
ISBN 10: 979-26-1411-7
ISBN 13: 978-979-26-1411-4


Buku ini bukan merupakan kumpulan teks ekaristi Gereja yang indah dan ispirasional, melainkan hanya beberapa teks yang diharapkan dapat membantu umat dalam meningkatkan devosi kepada Sakramen yang Mahakudus.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org









DOA BAGI ANAKKU
C. Ismulcokro
Cet.1, 2009, 105 x 140 mm, 152 hlm, DIOMA
Harga Rp 20.000,-
Harga Member Rp. 18.000,- (disc 10%)
Kategori : Doa
ISBN 10: 979-26-0016-7
ISBN 13: 978-979-26-0016-2


Dalam buku ini dikemukakan tema doa yang aktual dengan kehidupan dan perkembangan anak. Selain itu dimuat juga kutipan dari Kita Suci dan beberapa kata mutiara yang mendukung dan meneguhkan sehingga benar-benar menyentuh aspek kehidupan yang dialami dan menjadi pergulatan sang anak.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org

Senin, Januari 18, 2010

SURAT-SURAT KEPADA TUJUH GEREJA - Bagian 1

SURAT-SURAT KEPADA TUJUH GEREJA DI ASIA KECIL (Why. 2:1-3:22)

Di antara kisah panggilan (Why 1:9-20) dan berbagai kisah penglihatan dan pewahyuan (Why 4:1-22:21), Yohanes menempatkan tujuh buah surat yang ditujukan kepada tujuh gereja di Asia Kecil. Surat-surat itu, seperti surat-surat Paulus, ditulis untuk dibacakan secara publik dalam kegiatan liturgi. Bentuk surat semacam itu berlaku sampai saat ini seperti waktu Paus dan para Uskup menulis gembala. Surat gembala itu biasanya memuat ajaran, himbauan, nasihat, pujian, kritikan, dan celaan bagi umat beriman.
Jika kita membaca tujuh surat Yohanes secara teliti, kita bisa menemukan suatu pola yang akan muncul secara berulang-ulang. Pertama, pembuka surat yang meliputi sapaan bagi si teralamat; identifikasi diri Yesus yang memberikan perintah. Kedua, evaluasi kehidupan rohani jemaat yang mencakup pujian, celaan, nasihat dan peringatan. Ketiga, panggilan untuk mendengarkan Roh dan janji bagi pemenang.1 Dengan memakai pola yang berulang-ulang, penulis mungkin berharap supaya surat-suratnya mudah diikuti dan diingat oleh umat beriman yang membaca dan mendengarnya.
Beberapa gereja dipuji karena kesetiaan iman dan kesabaran mereka dalam menghadapi berbagai tekanan, penindasan, dan penganiayaan. Mereka mengalami tekanan, penindasan, dan penganiayaan itu bukan karena kejahatan yang telah mereka lakukan melainkan karena iman mereka kepada Kristus. Selain mendapat pujian, beberapa gereja juga dicela dan dikecam karena mereka gagal menghayati iman di tengah berbagai persoalan baik yang datang dari dalam komunitas jemaat beriman sendiri maupun yang datang dari luar komunitas umat beriman. Semangat kerohanian mereka yang suam-suam kuku dan partisipasi mereka dalam kegiatan keagamaan dan politik setempat seperti penyembahan berhala dan penyembahan kaisar menjadi sasaran utama celaan dan kritikan karena bertentangan dengan iman kristiani.
Apa pentingnya membaca dan mempelajari surat-surat yang dialamatkan kepada tujuh gereja di Asia kecil? Dengan membaca dan mempelajari surat-surat itu secara teliti kita dapat mempelajari konteks sosial dan historis kitab wahyu. Surat-surat itu menyapa persoalan konkret baik yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar komunitas kristiani. Surat-surat itu dapat juga dijadikan sebagai petunjuk bagi gereja masa kini untuk merefleksi diri apakah gereja kita pantas mendapat pujian atau celaan. Selain itu, surat-surat itu memberikan gambaran yang sangat kaya tentang Yesus yang dibangkitkan dan karena itu memberi sumbangan yang sangat berarti bagi Kristologi.


“ENGKAU TELAH MENINGGALKAN KASIHMU YANG SEMULA”
Surat kepada jemaat di Efesus (Why 2:1-7)


1 "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki pelita emas itu. 2 Aku tahu segala pekerjaanmu, baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat bahwa engkau telah menguji mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. 3 Engkau tetap sabar dan menderita karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. 4 Meskipun demikian, Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. 5 Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki pelitamu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. 6 Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci. 7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Siapa yang menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."

Surat pertama dalam serangkaian surat yang dialamatkan kepada tujuh gereja di Asia kecil mengilustrasikan sebuah pola dasar yang diikuti oleh semua surat. Surat ini mengikuti pola sebagai berikut: sapaan bagi si teralamat (ay. 1a), identifikasi diri Yesus yang memberikan perintah (ay. 1b), pujian dan kritikan yang pantas diterima oleh jemaat Efesus (ay. 2-6), panggilan untuk mendengarkan (ay. 7a), dan janji bagi pemenang (ay. 7b).

Sapaan bagi si teralamat (ay. 1a)
Yohanes menulis sebuah surat kepada malaikat jemaat di Efesus. Kata “malaikat” tampaknya mengacu kepada malaikat pelindung komunitas kristiani. Malaikat pelindung di sini mungkin mirip dengan malaikat Mikhael yang ditugaskan untuk menjadi pelindung jemaat Israel (Dan 10:12, 21; 12:1).
Efesus adalah kota yang paling besar dan penting di antara kota-kota yang menjadi alamat surat Yohanes. Sebagai ibu kota provinsi Romawi di Asia, Efesus dikenal sebagai pusat perdagangan dan keagamaan. Kisah pewartaan Paulus di Efesus (Kis. 19) menunjukkan ada beberapa keyakinan religius yang berkembang dan Paulus berjuang untuk meletakkan dasar kekristenan di sana. Efesus kemudian dijadikan sebagai pusat misi Paulus. Tradisi yang lain menyebutkan bahwa baik rasul Yohanes maupun Maria, ibu Yesus, meninggal di Efesus.

Identifikasi diri pemberi perintah (ay. 1b)
Segera setelah menyapa si teralamat, surat disusul dengan identifikasi diri orang yang memerintah Yohanes untuk menulis surat. Identifikasi itu mulai dengan pernyataan, “inilah firman dari Dia.” Pernyataan ini menekankan bahwa Kristuslah pengarang dan pengirim surat. Yohanes hanya berfungsi sebagai seorang sekretaris. Kristus yang mengirim surat itu diidentifikasikan lebih lanjut sebagai orang “yang memegang ketujuh bintang di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu” (2:1). Identifikasi ini diambil dari dua gambaran yang telah dilukiskannya pada bagian sebelumnya (“memegang tujuh bintang”, 1:16 dan “ketujuh kaki dian emas,” 1:12-13). Gambaran ini menekankan peran Kristus sebagai penguasa atas alam semesta dan atas seluruh gereja.

Pujian dan Kritikan (ay. 2-6)
Selanjutnya, Yohanes memuji jemaat Efesus. Pujian itu diarahkan pada jerih payah dan kesabaran jemaat dalam menghadapi para pewarta palsu yang menyebut diri mereka sebagai rasul. Siapakah para pewarta palsu yang menyebut diri sebagai rasul? Mereka mungkin para pengajar dan pewarta keliling yang tidak hanya menyebut diri mereka sebagai orang kristiani tetapi juga memiliki kewibawaan dan pengaruh tertentu dalam gereja (bdk Kis. 20:29-30).2 Siapapun yang dirujuk oleh sebutan rasul-rasul palsu, namun yang jelas jemaat Efesus berhasil membedakan siapa diri mereka sebenarnya.
Selain mendapat pujian, jemaat Efesus juga mendapat celaan. Mereka dicela karena sikap mereka terhadap orang-orang yang disebut sebagai rasul-rasul palsu. Mereka tidak hanya membenci tindakan rasul-rasul palsu tetapi sekaligus pribadi mereka. Sikap ini mencerminkan bahwa mereka telah meninggalkan kasih mereka yang semula. Kasih semula yang dimaksudkan di sini mungkin mengacu pada cinta kepada sesama meski mungkin juga kasih semula itu mengacu pada cinta kepada Allah.3 Mereka membenci tindakan dan pribadi rasul-rasul palsu. Kebencian ini menyebabkan mereka melakukan tindakan yang kejam seperti ekskomunikasi. Tindakan ekskomunikasi ini tentu saja tidak memberi ruang bagi semangat saling memaafkan dan mengasihi.4 Mungkin juga sikap ini menyebabkan mereka menekan dan menindas orang kristiani lain yang tidak seantusias dengan mereka dalam menumpas rasul-rasul palsu.
Penolakan jemaat Efesus terhadap rasul-rasul palsu itu tidak bermakna jika sikap mereka tidak dilandasi oleh semangat kasih. Hilangnya semangat kasih itu menunjukkan betapa dalamnya mereka telah jatuh ke dalam dosa dan karena itu mereka diminta untuk bertobat (bdk 2:16, 21, 22; 3:3; 19; 9:20, 21; 16:9, 11). Pertobatan tentu saja tidak sama dengan perasaan bersalah terhadap seseorang yang telah mereka lukai atau menangisi perbuatan salah yang telah mereka lakukan, tetapi yang utama adalah berbalik kepada Dia yang mencintai mereka. Pertobatan inilah yang membuat mereka bisa berbuat kasih seperti semula, yakni semangat dan komitmen awal mereka untuk menempatkan semangat kasih sebagai dasar sebuah relasi dengan orang-orang yang berbeda keyakinan sekalipun.
Tuntutan pertobatan itu sangatlah mendesak. Kemendesakan tuntutan itu digarisbawahi oleh sebuah ancaman dikeluarkan dari gereja. Jika jemaat Efesus tidak bertobat, Kristus akan datang kepada mereka dan akan mengambil kaki dian dari tempat mereka: “Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat” (ay 5). Ancaman dikeluarkan dari kaki dian atau gereja menggarisbawahi keseriusan dan Kemendesakan tuntutan pertobatan tersebut. Jika tidak bertobat, mereka akan dikeluarkan oleh Tuhan dari gereja-Nya pada waktu kedatangan-Nya yang kedua. Ancaman hukuman itu tidak hanya berlaku bagi kaum bidaah tetapi juga berlaku bagi anggota gereja Efesus yang telah mendapat pujian dan kritikan.

Panggilan untuk mendengar dan Janji bagi pemenang (ay. 7)
Setelah memberi pujian dan kritikan bagi jemaat pada bagian tubuh suratnya, Yohanes lalu mengakhiri suratnya dengan panggilan dan janji bagi para pemenang pada bagian penutup suratnya. Dikatakan bahwa “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” Kata-kata ini mengingatkan kita pada kata-kata Yesus dalam injil sinoptik: “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” (Mrk 4:9; Mat 13:9, Luk 8:8; Mrk 4:23; 8:18; Mat 11:15; Luk 14:35). Panggilan ini tidak hanya ditujukan kepada jemaat di Efesus tetapi juga kepada seluruh umat beriman.
Panggilan untuk mendengarkan apa yang dikatakan oleh Roh itu disusul dengan janji bagi para pemenang. Dijanjikan bahwa mereka akan diberikan makan dari pohon kehidupan yang ada di taman firdaus yang tidak diperbolehkan untuk dimakan oleh Adam dan Hawa (Kej. 2:9; 3:22, 24). Orang-orang yang menang adalah orang yang melakukan pekerjaan-Nya sampai kesudahannya” (2:26) dan yang mengambil bagian dalam kemenangan Kristus (3:21). Dengan demikian, orang-orang yang menang itu mengacu kepada orang yang setia pada imannya bahkan sampai menyerahkan hidupnya sendiri.
Gambaran tentang janji makan dari pohon kehidupan yang ada di taman firdaus itu berasal dari Kej. 2-3. Dalam Kej 3, Allah mengusir Adam dan Hawa dari taman firdaus karena mereka makan buah dari pohon kehidupan yang menyebabkan mereka dapat hidup selama-lamanya (3:22). Gambaran ini mungkin juga berasal dari pemahaman yang berkembang dalam lingkungan Yahudi tentang surga. Mereka memahami bahwa surga di masa yang akan datang akan ditanami dengan pohon kehidupan (mis Testamentum of Levi 18:10-11; 2Enoch 8:3-7; 4 Ezra 8:52). Pemahaman semacam ini memperlihatkan secara jelas bahwa pohon kehidupan telah menjadi suatu simbol yang sangat penting di antara orang-orang Yahudi termasuk bagi penulis wahyu. Taman firdaus itu melambangkan harapan mereka untuk masa yang akan datang, yakni kehidupan kekal. Mereka yang setia akan diberi makan dari pohon kehidupan yang ada di taman firdaus sehingga mereka akan hidup selama-lamanya.

1 Krodel, Revelation, 100-102; Wenig, The Callenge of the Apocalypse, 37-38
2 Trafton, Reading Revelation, 33.
3 Harrington, Revelation: The Book of the Risen Christ, 39.
4 Caird, Revelation, 31.

Selasa, Januari 12, 2010









SERI PERNIK IMAN : DOA ROSARIO

Maria Setiawati
Cet.1, 2009, 205 x 275 mm, 24 hlm, KANISIUS
Harga Rp 25.000,-
Harga Member Rp. 22.500,- (disc 10%)
Kategori : Rohani
ISBN : 978-979-21-2459-0


Doa rosario adalah rangkaian doa Salam Maria yang didaraskan berulang-ulang... benarkah demikian? Ternyata tidak! Ada makna yang lebih dalam yang terkandung pada doa rosario. Doa rosario adalah sebuah doa yang sangat tua umurnya, tetapi tetap didoakan umat sampai sekarang. Buku ini mengajak pembaca, khususnya anak-anak untuk lebih memahami doa rosario dalam kehidupan sehari-hari. Dengan teks serta percakapan sederhana, ditambah hiasan gambar yang menarik, diharapkan pembaca dapat lebih memahami apa itu doa rosario serta bagaimana cara mendoakannya.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org










SERI PENAMPAKAN : MEDALI WASIAT
Maria Setiawati
Cet.1, 2009, 205 x 275 mm, 24 hlm, KANISIUS
Harga Rp 25.000,-
Harga Member Rp. 22.500,- (disc 10%)
Kategori : Rohani
ISBN : 978-979-21-2460-6


Buku ini menceritakan tentang penampakan dan permintaan Bunda Maria kepada Suster Katarina Laboure untuk dibuatkan medali wasiat sehingga banyak tanda mukjizat yang terjadi. Pertobatan orang berdosa, penyelamatan dan perlindungan dari marabahaya, juga mukjizat kesembuhan dari penyakit.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org










GEREJA DAN PELAYANAN KASIH

Telesphorus Krispurwana Cahyadi, SJ
Cet.1, 2010, 135 x 210 mm, 256 hlm, KANISIUS
Harga Rp 50.000,-
Harga Member Rp. 45.000,- (disc 10%)
Kategori : Rohani
ISBN : 978-979-21-1497-3


Deus Caritas est, Allah adalah Cinta ... itulah judul ensiklik pertama yang dikeluarkan oleh Paus Benediktus XVI. Romo Kris, teolog muda, dengan semangat mudanya yang penuh gairah, menganalisis dengan tajam ensiklik pertama paus baru itu dan menawarkan relevansinya untuk konteks Gereja dan masyarakat Indonesia. Buku ini sangat aktual di tengah-tengah KEKERASAN dan makin langkanya CINTA di antara sesama anak negeri. ANDA masih peduli? Buku ini pantas untuk Anda!

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org










ADA SURGA DIBENING MATANYA : Sebuah Percikan Permenungan
F. Rudi D. Wibawa & Theo Riyanto
Cet.1, 2010, 125 x 190 mm, 95 hlm, KANISIUS
Harga Rp 17.000,-
Harga Member Rp. 15.300,- (disc 10%)
Kategori : Rohani
ISBN : 978-979-21-2418-7


Menyajikan renungan-renungan bijak seputar persahabatan, cinta, empati, kasih sayang keluarga, cinta tanah air, dan kasih Tuhan. Kepekaan, kejujuran, dan perasaan kasih yang tercermin dalam sorot mata anak-anak adalah inspirasi dari buku ini. Saat kita mampu bersikap seperti layaknya anak-anak dalam kepolosan, kejujuran, dan kasihnya, maka harapan kita untuk menemukan surga tidaklah sulit. Smeoga buku ini membantu kita untuk semakin menghayati kasih Allah lewat sesama.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org








LEBIH INDAH LEBIH BERBUAH : Kreativitas untuk Misa Anak-anak dan Kaum Muda

C. H. Suryanugraha, OSC
Cet.1, 2009, 170 x 170 mm, 130 hlm, KANISIUS
Harga Rp 25.000,-
Harga Member Rp. 22.500,- (disc 10%)
Kategori : Rohani
ISBN : 978-979-21-2442-2


Ingin tahu bagaimana mempersiapkan Misa untuk anak-anak dan kaum muda? Buku ini mungkin adalah jawaban yang Anda cari. Uraian-uraian yang disajikan dalam buku ini berdasarkan dokumen resmi Gereja dan pengalaman pastoral bersama anak-anak dan orang muda. Kreativitas memang dimungkinkan dalam perayaan liturgi bersama mereka. Peluang dan bentuk untuk kreativitas ditunjukkan dengan gamblang dalam buku ini. Siapa pun yang peduli dan terlibat dalam pembinaan atau pendidikan iman anak-anak dan kaum muda patut memanfaatkan buku ini.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org








THE MIRACLE OF CHRISTMAS
Mutiara Andalas & Emmy Alarikka
Cet.1, 2009, 150 x 150 mm, 146 hlm, KANISIUS
Harga Rp 25.000,-
Harga Member Rp. 22.500,- (disc 10%)
Kategori : Rohani
ISBN : 978-979-21-2518-4


Buku ini dihadirkan agar kita lebih mencintai Natal, bukan sekedar selebrasi keagamaan semata, namun juga ada semangat pembaruan yang tercipta, sebuah semangat untuk mencintai dan merayakan kehidupan dengan lebih baik. Semoga kisah-kisah Natal tersebut bisa menuntun kita untuk menemukan keajaiban-keajaiban kecil dalam hidup kita.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org

Selasa, Januari 05, 2010

UMAT MENCINTAI EKARISTI










UMAT MENCINTAI EKARISTI
L. Prasetya, Pr
Cet.1, 2009, 105 x 145 mm, 47 hlm, KANISIUS
Harga Rp 7.000,-
Harga Member Rp. 6.300,- (disc 10%)
Kategori : Liturgi
ISBN : 978-979-21-2542-9


Sejatinya, mengikuti perayaan Ekaristi mendatangkan suasana sukacita karena kita mengikuti perayaan puji-syukur. Sayangnya, tidak mudah mendapatkan pengalaman sukacita itu. Yang ada, rasa bosan, ngantuk, dan kering. Mengapa terjadi demikian? Salah satu penyebabnya adalah karena kurangnya keterlibatan kita sendiri. Buku kecil ini menyampaikan hal-hal prkatis yang berkaitan dengan keterlibatan umat beriman ketika merayakan Ekaristi. Semuanya diolah dan disajikan secara sederhana agar dapat membantu Anda untuk memahami dan menghayati perayaan Ekaristi.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org

PALUNGAN










PALUNGAN - Menyingkap Kisah Kelahiran
Joseph F. Kelly
Cet.1, 2009, 135 x 210 mm, 159 hlm, KANISIUS
Harga Rp 30.000,-
Harga Member Rp. 27.000,- (disc 10%)
Kategori : Alkitab
ISBN : 978-979-21-2539-9


Siapakah sebenarnya Yesus? Benarkah kisah-kisah yang terangkum dalam Kitab Suci merupakan peristiwa nyata yang pernah dialami-Nya? Pernahkah malaikat menampakkan diri kepada Yusuf dalam mimpi-mimpinya? Pernahkah Yesus mengungsi ke Mesir? Siapakah Majus dari Timur? Sungguhkah mereka pernah ada? Anda ingin menerima jawab atas pertanyaan-pertanyaan itu? Buku ini memberikan pemaparan yang luas dan dalam. Bersama Matius dan Lukas yang menulis Kisah Masa Kanak-kanak, kita diajak untuk semakin mengenal Yesus dalam sejarah iman yang diguratkan.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org

JESUS TODAY










JESUS TODAY
Albert Nolan
Cet.1, 2009, 135 x 210 mm, 303 hlm, KANISIUS
Harga Rp 55.000,-
Harga Member Rp. 49.500,- (disc 10%)
Kategori : Rohani
ISBN : 978-979-21-2420-0


Kita kini berada di era “postmodern”. Tapi, kebanyakan kita masih beriman dengan cara Abad Pertengahan, dan berilmu dengan gaya Abad Pencerahan. Keduanya melahirkan sikap dogmatis, di bidang iman maupun ilmu. Di pihak lain, studi sejarah dan perkembangan ilmu belakangan ini telah menunjukkan bahwa Gereja bisa terperosok dan pengetahuan manusia ada batasnya. Lantas, haruskah itu membuat manusia kehilangan kepercayaan? Temukan jawabannya di dalam buku ini.

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247
Fax : 021 – 83795929
SMS Center : 021 - 93692428

Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org