Selasa, Februari 12, 2008

SERI KURSUS KITAB SUCI : INJIL

Apakah Injil Itu?

Perjanjian Baru merangkum 27 tulisan, yang dengan cara masing-masing, berbicara tentang Yesus Kristus beserta karya dan sabda-Nya. Walaupun demikian, terdapat pula dalam Perjanjian Baru tulisan-tulisan yang mengungkapkan cara hi-dup dan hal-hal yang berkaitan dengan para pengikut Kristus pada zaman Gereja Purba. Ke-27 tulisan tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Injil, tulisan-tulisan yang dalam bentuk cerita mengungkapkan kata dan perbuatan Yesus selama hidup di dunia ini, mulai dari berita kelahiran-Nya sampai pada kebangkitan-Nya dari mati.

Kisah para rasul, menceritakan apa yang terjadi sesudah kenaikan Yesus ke surga, meninggalkan dunia ini. Kisah ini sebenarnya melanjutkan Injil yang ditulis oleh Lukas. Dikisah-kan juga lahirnya Gereja Perdana, kehidupan jemaat, dan perjalanan pewartaan yang dilakukan oleh para tokoh jemaat awali itu.

Surat, berisi ajaran dan nasihat yang disampaikan oleh para tokoh Gereja Purba kepada jemaat secara umum maupun secara pribadi. Kelompok surat ini terdiri dari 14 surat Paulus dan 7 surat Katolik, surat umum, tanpa disebutkan alamat tujuan surat itu (kecuali 2Yoh. dan 3Yoh.).

Wahyu kepada Yohanes, mengungkapkan serangkaian pengli-hatan yang berkaitan dengan jemaat Kristiani dan seluruh dunia. Tulisan ini mengarah ke depan, kepada akhir dunia ini.

Umum diterima bahwa keempat injil ditulis antara tahun 65 dan 90 M. Ini berarti bahwa keempat injil ditulis beberapa dekade setelah wafat dan kebangkitan Kristus. Keempat injil ini adalah buku Gereja. Keempatnya mencatat pengalaman iman Gereja mengenai makna kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus dalam dekade-dekade setelah kebangkitan-Nya. Keempatnya mencatat khotbah Gereja mengenai Yesus, ibadahnya kepada Yesus, ajarannya mengenai Yesus dan imannya pada Yesus. Para penginjil adalah orang beriman yang menulis untuk kaum beriman, yang berusaha mem-bangun iman komunitas Kristiani.

Jika membaca keempat tulisan yang disebut Injil itu, mungkin akan segera timbul kesan: Keempat injil itu berbeda satu sama lain. Lalu akan timbul pertanyaan: Bagaimana mungkin ba-gian-bagian Kitab Suci ini berbeda satu sama lain, omongnya tidak sama? Mana yang benar? Perlu diingat bahwa tulisan-tulisan itu tidak dimaksudkan sebagai suatu laporan atau reportase atau bahkan biografi Yesus. Injil berisi kabar gem-bira keselamatan yang dibawa oleh Yesus Kristus. Kabar gembira ini mula-mula hanya disampaikan secara lisan oleh para rasul dan para pewarta awali (bdk. Kis. 2:14-41; 3:12-26; 10:34-43; 13:16-41); kemudian diungkapkan dalam syahadat atau madah (1Kor. 15:3-5; Flp. 2:6-11).


Terbentuknya Injil

Ada jangka waktu tiga puluh tahun lebih antara wafat serta kebangkitan Yesus dan ditulisnya Injil yang pertama. Yesus wafat di salib sekitar tahun 30 M. Injil Markus kiranya disusun sekitar tahun 64/65 atau barangkali kemudian dari itu. Matius dan Lukas menulis Injilnya antara tahun 70 dan 80 M atau kemudian dari itu. Injil Yohanes baru muncul sekitar tahun 100 M atau dalam permulaan abad II M. Ini berarti bahwa hampir dua generasi orang-orang Kristiani tidak mempunyai Kitab Injil. Jadi, apa yang terjadi dalam waktu yang agak lama itu?

Yesus tidak meninggalkan karangan tertulis. Seluruh informasi mengenai ajaran Yesus dan apa yang dikerjakan-Nya selama hidup-Nya di dunia ini sampai kepada kita lewat orang lain, terutama orang yang bertemu dengan Yesus dan bergaul dengan-Nya dan boleh jadi beberapa orang dari keluarga-Nya. Informan-informan yang paling penting ialah ke-12 orang yang berkeliling dengan Yesus di Palestina selama Yesus berkarya di depan umum. Murid-murid atau rasul-rasul Yesus ini selama kurang lebih tiga tahun bergaul dengan-Nya.

Setelah Yudas, seorang rasul, menggantung diri, dipilihlah orang lain sebagai penggantinya dalam dewan para rasul. Da-lam Kisah Para Rasul Petrus menentukan syarat-syaratnya:

“Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke surga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya” (Kis. 1:21-22).

Selama hidup dengan Yesus cara hidup para rasul diubah sama sekali. Tidaklah gampang mereka memahami Yesus. Bahkan di perjalanan terakhir menuju Yerusalem para rasul memperli-hatkan bahwa mereka tidak siap-sedia sama sekali untuk menghadapi sengsara yang menimpa Yesus setelah mereka tiba di kota suci (bdk. Mrk. 8:27-33). Bahkan mereka tidak sampai memahami sengsara itu sebelum kebangkitan Yesus dan pengangkatan-Nya ke surga. Baru sesudahnya dan dipim-pin oleh Roh Kudus sendiri para rasul berhasil menangkap semua dan memahami misteri Yesus. Mereka sadar bahwa Yesus adalah Anak Allah dan bahwa Allah dengan sengsara dan kebangkitan Yesus benar-benar bertindak untuk menyela-matkan dunia.

Setelah kebangkitan Yesus dan pencurahan Roh Kudus para rasul secara lebih jelas melihat makna dan arti perbuatan dan sabda Yesus, kematian dan kebangkitan-Nya. Mereka diserahi tanggung jawab untuk menjelaskan kepada khalayak yang berkumpul di Yerusalem siapa Yesus sesungguhnya dan apa yang telah dikerjakan-Nya.[1]

Mereka menjelaskan bahwa Yesus sesungguhnya telah mem-buka zaman Mesias dan zaman pemerintahan Allah. Yesuslah keturunan Daud, yang telah dinubuatkan oleh para nabi. Ia telah membuka gerbang Kerajaan Allah bagi setiap manusia dengan mukjizat-mukjizat yang telah dikerjakan-Nya dan dengan ajaran yang disampaikan-Nya dahulu. Yesus telah membuktikan dan mengajarkan bahwa Dialah Anak Allah yang berkuasa. Karya-Nya di bumi telah diselesaikan-Nya dengan membiarkan diri-Nya disalibkan lalu bangkit dari alam maut. Dengan tubuh-Nya sendiri Yesus telah mengalahkan maut dan membuka jalan menuju hidup kekal. Kini Yesus memerintah surga dan bumi sebagai raja alam semesta.

Pada pewartaan yang mendasar itu mereka menambahkan berbagai informasi mengenai diri Yesus. Dalam hal ini mereka bersumber pada pengalaman mereka selama tiga tahun bergaul dengan Yesus. Mereka menggambarkan penyembuhan orang-orang sakit yang mereka saksikan; kekuatan Yesus yang bahkan melampaui daya manusia biasa. Mereka mengulang cerita-cerita yang telah dibawakan oleh Yesus dan pengajaran yang diberikan-Nya. Mereka menceritakan bagaimana Yesus benar-benar dapat memahami orang lain sampai pada lubuk hati yang paling tersembunyi, lalu membuat mereka melihat dirinya sesuai dengan kebenaran. Khususnya pesan terakhir dari riwayat hidup Yesus diceritakan oleh para rasul dengan panjang lebar. Pesan itu memuncak dalam dua peristiwa, wafat Yesus serta kebangkitan-Nya.

Dengan demikian banyak bahan pewartaan mulai beredar pada jemaat-jemaat Kristiani yang terserak baik di Palestina maupun di luar Palestina. Dengan bahan itu orang yang baru masuk dididik dalam agama barunya dan yang sudah masuk dikuatkan imannya. Tiap-tiap kali para pengajar memilih bahan yang dianggapnya tepat dan cocok untuk mendidik dan meneguhkan jemaat.

Bahan-bahan itu beredar pada jemaat-jemaat Kristiani dan disampaikan dari mulut ke mulut. Para rasul dan pemimpin-pemimpin jemaat lainnya terus mengawasi semuanya supaya kaum beriman sungguh dididik sesuai dengan kebenaran sebagaimana telah menjadi nyata dalam karya dan sabda Yesus. Semua mesti tetap setia pada kebenaran Injil. Ini tentu saja tidak berarti bahwa bahan-bahan itu hanya diulang saja dengan tidak berubah sedikit pun. Sebaliknya bahan yang pada pokoknya tetap sama disesuaikan dengan kebutuhan jemaat, supaya benar-benar meresap ke dalam hati serta menguatkan dan membina kepercayaan dan keyakinan orang Kristiani.

Lama kelamaan macam-macam bahan yang beredar di kalangan jemaat-jemaat Kristiani mulai dikumpulkan dan disusun secara teratur. Muncullah kumpulan nasihat Yesus, perumpamaan Yesus, dan mujizat-mujizat Yesus. Khususnya disusun kisah mengenai akhir hidup Yesus, sengsara, wafat dan kebangkitan. Kumpulan-kumpulan semacam boleh dianggap sebagai usaha pertama untuk menyusun Injil.

Selama para rasul masih hidup dan dapat mengawasi perkem-bangan jemaat-jemaat itu, belum dirasakan adanya keperluan untuk menuliskan pewartaan mereka sebagai kesaksian terha-dap diri Yesus. Lama kelamaan para rasul mulai menghilang, entah karena mati terbunuh entah karena usia lanjut. Maka, menjadi semakin penting bahwa pewartaan para rasul sebagai-mana telah mereka sampaikan dan sebagaimana telah diterima oleh jemaat dijadikan semacam pedoman tetap. Begitulah dan karena itulah Injil mulai digubah dalam bentuk kisah yang agak panjang, lengkap dan teratur. Dalam hal memilih bahan-nya, menyusun, dan mengaturnya penulis sendiri serta pan-dangannya besar pengaruhnya.


YESUS DAN SITUASI ZAMANNYA

Yesus adalah seorang Yahudi yang tinggal di Tanah Palestina. Sejak masa kecil-Nya Ia akrab dengan kisah-kisah penakhluk-an dan penindasan. Kisah-kisah ini berkaitan dengan berbagai usaha bangsa-bangsa lain untuk menguasai wilayah Palestina dan penduduknya. Roma merupakan penguasa asing terakhir yang menguasai wilayah itu pada tahun 63 SM. Jauh sebelumnya mereka telah ditakhlukkan oleh orang Babilonia (539 SM), kemudian Persia dan Yunani. Sementara itu orang Yahudi yakin bahwa mereka adalah bangsa pilihan Allah yang lahir sebagai keturunan Abraham, Ishak dan Yakub. Nenek moyang mereka pernah tinggal dan ditindas sebagai budak di Mesir, namun Allah membebaskan mereka di bawah pimpinan Musa, yang mereka yakini sebagai pendiri agama Yahudi. Orang-orang Yahudi zaman Yesus pun tidak pernah melupa-kan masa kejayaan Israel di bawah pemerintahan Saul, Daud, dan Salomo, para raja yang menjadi kebanggaan mereka. Pada zaman mereka bangsa Israel hidup merdeka, namun sesudah-nya mereka lebih banyak hidup sebagai bangsa yang dijajah oleh bangsa-bangsa lain.

Walaupun demikian jatidiri mereka terpelihara dengan baik dan mereka memiliki keyakinan rohani yang amat mendalam. Keyakinan itu berakar pada perjanjian yang pernah dibuat oleh Allah dengan nenek moyang mereka: Allah telah memilih mereka untuk mengambil peran yang unik dalam sejarah dunia. Mereka pun percaya bahwa pada satu saat Allah akan mengirimkan seorang Mesias yang akan membuat mereka mampu menjalankan peran mereka itu. Namun pada zaman Yesus terdapat berbagai pandangan yang berbeda mengenai Mesias itu. Sebagaian berpandangan bahwa Mesias itu nanti akan mendirikan kembali kerajaan Daud. Sebagian lain berpandangan bahwa Allah akan mengakhiri kehidupan dunia ini dan pada waktu itulah akan mendirikan kerajaan surgawi yang akan diperintah oleh Sang Mesias. Dapat dikatakan bahwa agama dan politik bertalian erat dalam kepercayaan orang Yahudi dan pengenalan dirinya.

Sebelum Yesus lahir penguasa Roma telah menerapkan sistem pemerintahan ganda pada bangsa Yahudi. Dalam sistem ini pemerintah Roma menempatkan seorang pengawas di Pales-tina sementara orang Yahudi sendiri memiliki pemimpin yang menjalankan pemerintah atas nama pemerintah Roma. Dalam sistem pemerintahan inilah keluarga Herodes Agung berkuasa dan memerintah orang Yahudi. Keluarga Herodes mendapat nama buruk di mata orang Yahudi karena kekejamannya dalam memerintah dan karena menjual warisan Yahudi kepada penguasa asing. Seorang anak Herodes yang bernama Arkhe-laus sangat brutal dalam menjalankan pemerintahan di Yerusa-lem, sehingga Roma menggantinya dengan seorang gubernur-nya sendiri, yakni Pontius Pilatus, yang memegang peran pen-ting dalam penyaliban Yesus. Anak Herodes lain, yakni He-rodes Antipas, adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian Yohanes Pembaptis. Dialah juga yang turut meng-olok-olok Yesus ketika Ia diadili sebelum akhirnya disalib.


Kehidupan di Galilea

Yesus adalah seorang Nasaret. Ia menjalani sebagian besar kehidupannya di Desa Nasaret yang terletak di Provinsi Galilea. Sekalipun merupakan desa kecil, Nasaret dengan dua kota besar, yakni Tiberias dan Seforis. Kebanyakan penduduk dua kota itu bukanlah orang Yahudi sedangkan Nasaret adalah sebuah desa pemukiman orang Yahudi. Desa ini miskin dan padat penduduknya. Masalah umum yang dihadapi oleh pen-duduk desa ini adalah kurangnya sumber air dan kurangnya lahan pertanian. Yesus lahir dari keluarga seorang tukang kayu yang mengindikasikan bahwa keluarganya dapat hidup layak.

Pendidikan merupakan hal penting bagi masyarakat Yahudi. Yesus pasti telah belajar Kitab Suci di sekolah desa sampai umur 12 dan di sinagoga setempat. Karena itulah Ia mengerti bahasa Ibrani (bahasa Kitab Suci) dan bahasa Aram (bahasa yang dipergunakan dalam pembicaraan keagamaan). Dapat di-pastikan bahwa sebelum mulai berkarya Yesus telah mengua-sai Kitab Suci dan tradisi Yahudi karena bertahun-tahun telah mempelajari iman dan tradisi Yahudi.


Yerusalem

Yerusalem adalah pusat kehidupan keagamaan bagi orang Yahudi. Para laki-laki Yahudi diwajibkan untuk mengadakan peziarahan ke Bait Allah di Yerusaelm dalam tiga pesta utama agama Yahudi, yakni Paskah, Pentakosta, dan Pondok Daun. Karena jarak Nasaret dan Yerusalem itu tiga atau empat hari perjalanan (sekitar 400 mil), Yesus tidak sering mengadakan perjalanan ke Yerusalem. Dalam Injil dinyatakan bahwa Ia pergi ke Yerusalem pada umur 12 tahun. Ia juga mengunjungi kota itu selama berkarya (satu atau tiga kali bergantung pada Injil). Dalam satu kunjungan ke Bait Allah, Yesus bertindak keras pada mereka yang mempergunakan Bait Allah untuk kepentingan bisnis. Tindakan Yesus ini menjadi salah satu pemicu kebencian para pemimpin agama Yahudi yang kemu-dian memutuskan untuk membunuh Yesus. Bait Allah yang menjadi kebanggaan orang Yahudi itu dihancurkan oleh pasu-kan Romawi pada tahun 70 M.


Sosial Politik

Kehidupan masyarakat Yahudi zaman Yesus diwarnai dengan adanya berbagai kelompok dengan ideologi masing-masing. Kehidupan Yesus dan ajaran-Nya perlu ditempatkan dalam rangka keragaman ideologi ini agar tampak perbedaan antara hidup dan ajaran Yesus dengan kehidupan kelompok dari berbagai aliran tersebut. Ada empat aliran utama yang memi-liki pengaruh besar dalam masyarakat Yahudi zaman itu:

1. Kaum Zelot. Dengan kekuatan fisik (kekerasan dan pemberontakan bersenjata) mereka melawan pemerintah pen-jajah Roma. Mereka yakin bahwa kemerdekaan bangsa Israel dapat mereka peroleh dengan perjuangan melawan penjajah, tanpa harus menunggu Mesias datang di akhir zaman. Gerakan ini dimulai di Galilea pada tahun 6 SM, ketika Yudas orang Galilea dan Saduk orang Farisi memimpin pemberon-takan melawan Quirinus. Jelas bahwa Yesus memiliki pengi-kut-pengikut yang berasal dari golongan ini. Misalnya, Simon yang disebut orang Zelot. Lebih dari itu, Yesus sendiri berada dalam konflik baik dengan para pemimpin keagamaan Yahudi dan pemerintah Roma. Yesus sendiri dieksekusi sebagai se-orang pejuang zelot.

2. Orang Saduki. Kelompok ini terdiri dari para bangsawan yang termasuk dalam kelas atas dalam masyarakat Yahudi. Mereka mempertahankan kekuasaan dan kekayaannya dengan bekerja sama dengan pemerintah Roma. Walaupun terhitung sebagai kelompok paling kecil dalam masyarakat Yahudi, me-reka menduduki sebagian besar kursi dalam Sanhedrin (Majelis Agama Yahudi). Dalam Injil seringkali digambarkan bahwa mereka bersekutu dengan orang-orang Farisi melawan Yesus. Kedua kelompok ini sama-sama melihat Yesus sebagai ancaman.

Namun, terdapat beberapa perbedaan yang mendasar antara orang Saduki dan orang Farisi. Orang Farisi menerima Kitab Suci dan tradisi sebagai sumber wahyu (dan dengan demikian sebagai pegangan hidup mereka sedangkan orang Saduki ha-nya mau menerima Kitab Suci. Tidak seperti orang Farisi yang meyakini adanya kebangkitan badan, orang Saduki, sebagai kelompok paling atas dalam masyarakat Yahudi, hanya peduli pada kehidupan di dunia ini dan menolak keyakinan tentang kebangkitan badan itu. Menurut mereka jiwa manusia mati bersamaan dengan kematian raga. Pertikaian mereka dengan Yesus berkisar pada persoalan kebangkitan badan dan hidup kekal (Mat. 22:23-33; bdk. pengalaman Paulus dalam Kis. 23). Yesus dan ajaran-Nya dipandang sebagai ancaman serius terhadap status dan kekuasaan mereka.

3. Orang Farisi. Walaupun dalam Injil kelompok ini digam-barkan dengan sangat negatif, sebenarnya mereka menaati hukum dan tradisi secara ketat karena yakin semuanya berasal dari Musa. Terdorong oleh keinginan untuk hukum Tuhan, mereka berusaha untuk menjalaninya seteliti mungkin. Untuk menjalankan hukum Taurat, mereka pun menerima peraturan-peraturan yang dibuat sebagai tuntunan untuk menjalankan-nya. Kebanyakan ahli Taurat berasal dari golongan ini dan ajaran mereka memiliki pengaruh kuat dalam masyarakat Ya-hudi pada umumnya. Dalam Injil mereka digambarkan sebagai lawan utama Yesus. Mereka melihat Yesus sebagai ancaman karena secara terang-terangan Yesus justru mengajarkan pe-langgaran pada hukum Taurat yang mereka junjung tinggi. Yesus mengutuk ajaran mereka yang kemunafikan mereka karena mereka mengajar tetapi tidak melaksanakan apa yang mereka ajarkan.

4. Kaum Eseni. Kelompok ini menarik diri dari kehidupan masyarakat Yahudi dan tinggal dalam biara-biara di padang gurun di sekitar Laut Mati untuk menjaga kemurnian mereka sebagai bangsa pilihan Allah. Mereka tinggal di tempat-tempat sunyi dan sebagai orang yang meyakini diri sebagai bangsa Israel sejati mereka menunggu Allah mengakhiri dunia ini dan membangun dunia baru. Mereka setia pada hukum Taurat tetapi muak dengan Bait Allah yang diwarnai dengan upacara-upacara keagamaan. Adanya golongan ini tidak disebut dalam Perjanjian Baru pada umumnya dan Injil pada khususnya namun golongan ini rupanya memberi pengaruh besar pada bentuk-bentuk hidup orang Kristiani pertama.



[1] Sejumlah khotbah yang mula-mula dibawakan oleh para rasul masih terpelihara dalam Kisah Para Rasul (Kis. 2:14-39; 3:13-26; 4:10-12; 5:30-32 dan 10:36-43). Sudah barang tentu khotbah-khotbah itu disadur oleh penu-lis Kisah Para Rasul, tetapi dalam menggubahnya Lukas (penulis Kisah Para Rasul) menggunakan bahan-bahan yang sejak dahulu dipelihara dalam tradisi jemaat Kristiani. Dalam nas-nas tersebut kita dapat menemukan bagaimana para rasul mula-mula mengajar orang banyak mengenai diri Kristus.


(Referensi: Lembaga Biblika Indonesia, Seri Kursus Kitab Suci : INJIL, Jakarta, 2007, hal 11-21)

Apabila ada pertanyaan atau saran dan kritik yang membangun dapat dikirimkan ke email kami : kks@biblikaindonesia.com

1 komentar:

jan-she mengatakan...

Seri Kursus KS Injil online sangat-sangat membantu. Sebagai awam saya membutuhkan penuntun untuk membaca KS dengan lebih baik dan mengena pada pesan yang ingin disampaikan Tuhan. Dengan membaca seri ini saya sangat terbantu untuk mendapat pijakan jelas. Jika ada info2 yang bisa dikirim ke alamat email, saya ingin dikirimi juga. Terima kasih banyak