Kamis, Maret 28, 2013

ORANGTUA & ANAK: SALING MENGASIHI, SALING MEMELIHARA Wacana Biblika Vol. 13/No. 2/April-Juni 2013


ORANGTUA & ANAK: SALING MENGASIHI, SALING MEMELIHARA 
Wacana Biblika Vol. 13/No. 2/April-Juni 2013 

HORMATILAH AYAHMU & IBUMU: PENGHORMATAN TERHADAP ORANGTUA DALAM PERSPEKTIF “PERINTAH UTAMA” 
V. Indra Sanjaya, Pr 

Anak wajib menghormati orangtua karena kita lahir berkat mereka. Tidak ada hubungan antar-manusiawi yang begitu mendasar daripada hubungan antara anak dan orangtua. Karena aspek generatif yang khas ini, orangtua bahkan (hampir) disejajarkan dengan Allah sendiri.

BAGAIMANA ORANGTUA YAHUDI MENDIDIK ANAK MEREKA 
Martin Harun, OFM 

Dalam tradisi Yahudi, keluarga disebut bet avot (rumah bapa). Maka jelaslah bahwa ayah atau juga kakek memainkan peranan sentral dalam kehidupan keluarga dan juga pendidikan anak. Namun, dalam pendidikan anak-anak kecil dan putri-putri sampai menikah, justru ibu-ibu lebih berperan.

MENGGALI KEKUATAN DOA “BAPA KAMI” 
Yoseph F. Susanto, Pr 

Yesus mempersiapkan para murid untuk mempunyai suatu relasi “Bapa-anak”. Para murid perlahan namun pasti diundang masuk ke dalam suatu ikatan intim dengan Allah sebagai Bapa, yaitu sebagai anak-anak Allah. Bagaimana caranya?




Komplek Gedung Gajah Blok D-E
Jalan Dr. Saharjo no.111, Tebet - Jakarta Selatan
Telp : 021- 8318633, 8290247
SMS Center. 021-56173345
Pin BB: 308B81AE 
lembagabiblikaindonesia@yahoo.co.id
www.lembagabiblikaindonesia.org
 

Rabu, Maret 27, 2013

27 Mar – HARI RABU DALAM PEKAN SUCI- (Yes. 50:4-9a; Mat. 26:14-25)  

Teks Kitab Suci
14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala.15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.17 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?"18 Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku."19 Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah.20 Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu.21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."22 Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?"23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

Renungan oleh 
Romo Surip, OFMCap

PENYERAHAN

Dahulu uang diukur dengan timbangan. Satu Syikal sama dengan 16,32 gram perak. Kalau tiga puluh Syikal kira-kira sama dengan setengah kilo perak, yang di zaman Yesus senilai 150 dinar. Nilai itu menurut ketentuan hukum Taurat seharga dengan ganti rugi untuk seorang budak yang dibunuh (bdk. Kel 21:32). Kematian Yesus seharga nyawa satu budak saja? Yudas Iskariot yang sudah merancang siasat untuk menyerahkan Yesus, pergi kepada imam-imam kepala untuk bernegosiasi: “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Tiga puluh uang perak diberikan kepada Yudas, yaitu 30 Syikal atau sejumlah uang yang ditentukan dalam hukum Taurat untuk ganti rugi seorang budak yang dibunuh. Nah, Yudas yang telah berencana menyerahkan Yesus itu hadir juga dalam perjamuan menjelang Paskah. Saat perjamuan itulah Yesus berkata: “Sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Maka, bertanyalah para murid seorang demi seorang: “Bukan aku, ya Tuhan.” Pertanyaan yang menunjukkan kesadaran mereka akan kelemahan dirinya, jangan-jangan dirinya orang yang dimaksudkan Yesus. Yudas pun sadar bahwa dengan berdiam diri saja kecurigaan akan diarahkan kepadanya. Karena itu, ia berpura-pura tidak tahu-menahu dan berkata: “Bukan aku, ya Rabi?” Kepura-puraan untuk menutupi niat jahat yang sudah dirancangnya; kejahatan yang berupa pengkhianatan terhadap Gurunya. Namun Yesus tahu betul bahwa dengan pengkhianatan itu berarti akhir hidup-Nya sudah dekat, sehingga Ia berkata: “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan.” 

Kematian Yesus memang sudah dinubuatkan dalam teks-teks Perjanjian Lama, di mana Ia akan mati sebagai kurban dan silih atas kesalahan orang lain. Akan tetapi bagaimanapun juga Allah tetap akan menuntut manusia untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya yang salah. Celakalah orang yang menyerahkan Yesus ke tangan lawan-lawannya: “Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” 

Mengapa kita kadang melakukan pengkhianatan terhadap Yesus lewat kemunafikan dan keegoisan kita? Yesus telah menyatakan bahwa celakalah orang yang mengkhianati diri-Nya. Apa mau kita sekarang?

Selasa, Maret 26, 2013

26 Mar – HARI SELASA DALAM PEKAN SUCI- (Yes. 49:1-6; Yoh. 13:21-33,36-38)

Teks Kitab Suci
21 Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."22 Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya.23 Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.24 Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!"25 Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?"26 Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."28 Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.29 Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin.30 Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.31 Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.32 Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.33 Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."36 Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku."37 Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!"38 Jawab Yesus: "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."

Renungan oleh 
Romo Surip, OFMCap

PENGKHIANATAN

Yesus berbicara tentang pengkhianatan dari murid-Nya sendiri: “Sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Yudas anak Simon Iskariot adalah murid yang dimaksud. Pengkhianatan Yudas itu berhubungan dengan pengaruh Iblis. Saat Perjamuan Malam Terakhir, “mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia… dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera” (Yoh 13:2,27). Para murid salah mengerti perkataan Yesus itu, sehingga ada yang menyangka bahwa Yudas disuruh pergi untuk membeli berbagai keperluan pesta Paskah atau memberikan sedekah kepada orang-orang miskin. Namun maksud Yesus jelas bahwa Ia menyuruh agar Yudas segera melaksanakan pengkhianatan yang telah direncanakannya. Alhasil, Yesus pun ditangkap oleh lawan-lawan-Nya, lalu dihukum mati dengan disalibkan. Akan tetapi kematian Yesus di salib juga merupakan kehendak Allah, sehingga peristiwa itu telah menunjukkan ketaatan-Nya kepada Allah. Ketaatan sampai mati di kayu salib itu telah membuat Allah dipermuliakan. 

Pengorbanan Yesus telah mendatangkan kemuliaan Allah dan diri-Nya. Semua itu terjadi setelah Yudas mengkhianati-Nya dan Petrus menyangkal-Nya. Pengkhianatan Yudas direncanakan secara cermat dan dilaksanakan dengan sengaja. Sedangkan penyangkalan Petrus di luar kemauannya dan terjadi karena kelemahannya. Petrus adalah orang yang cepat berpendapat dan bertindak tanpa pikir masak-masak: “Tuhan… Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!” Pada hal sebelum ayam berkokok, ia sudah tiga kali menyangkal-Nya. 

Mengapa kita kadang menyangkal Yesus hanya karena takut rugi dan menderita? Yesus telah menunjukkan bahwa kesetiaan-Nya kepada Bapa dengan memanggul salib sampai wafat telah mendatangkan kemulian diri-Nya. Apa mau kita sekarang?

Senin, Maret 25, 2013

25 Mar – HARI SENEN DALAM PEKAN SUCI- (Yes. 42:1-7; Yoh. 12:1-11)

Teks Kitab Suci 
1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata:5 "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.7 Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu."9 Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati.10 Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga,11 sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus.

Renungan oleh 
Romo Surip, OFMCap

PENGURAPAN

Enam hari sebelum Paskah, meski tahu bahwa para pemimpin Yahudi telah berencana mau membunuh-Nya, Yesus datang juga ke Betania menghadiri perjamuan makan. Hadir dalam perjamuan itu Lazarus yang dibangkitkan oleh-Nya dan kedua adiknya, Maria dan Marta. Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang sama banyaknya dengan 273 gram. Minyak wangi narwastu berasal dari sebuah tanaman di India utara, sehingga termasuk barang impor dan mahal harganya. Lalu Maria meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya. Biasanya minyak wangi dipakai untuk mengurapi kepala raja, tetapi Maria menggunakannya untuk meminyaki kaki Yesus, sebagai ungkapan betapa besar kasihnya. Perilaku Maria itu memang janggal, sehingga menuai komentar dari Yudas Iskariot yang memandangnya sebagai pemborosan: “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin.” Seolah-olah Yudas simpati dan peduli pada orang miskin, pada hal kritikan itu hanyalah siasat busuk untuk menyembunyikan keserakahan dan kebiasaan mementingkan dirinya sendiri. Sebab ia seorang pencuri yang sering menggelapkan uang kas yang dipegangnya. 

Yesus menanggapi kritikan Yudas itu dan mengatakan: “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.” Perminyakan yang dilakukan Maria merupakan pengurapan dan persiapan bagi Yesus untuk menghadapi kematian-Nya di salib dan penguburan-Nya. 

Mengapa kita kadang mematikan inisiatif dan kreativitas kawan lewat kritik-kritik yang tajam dan pedas? Yesus telah menunjukkan dan mengajarkan agar para murid-Nya selalu berpikir positif terhadap sesama. Apa mau kita sekarang?

Selasa, Maret 19, 2013

IMAM TUHAN 
Alfons Jehadut 
 
Ketika hadir di gereja untuk merayakan ekaristi atau perayaan liturgis lainnya kita menemukan seorang imam. Keberadaan seorang imam inilah yang mendorong saya bertanya tentang apa kitab suci seputar keberadaannya. Pertanyaan itu ternyata tidak mudah dijawab. Kesulitan itu semakin disadari ketika ingin mengetahui asal-usul dan perkembangan jabatan imam dalam agama Yahudi. Alasannya karena para penulis kitab suci lebih berkonsentrasi pada padangan mereka tentang peran yang seharusnya dimainkan oleh imam daripada apa yang sesuangguhnya terjadi pada masa lalu. Itulah sebabnya, saya membatasi diri untuk menulis tentang empat hal mendasar yang kiranya perlu diketahui tentang imam. Pertama, istilah yang digunakan untuk imam. Kedua, imam dan suku Lewi. Ketiga, fungsi dan peran yang dimainkan oleh imam. Keempat, Yesus imam agung dan imamat kristiani. 

Imam: Kohen, Hiereus 
Kata Ibrani yang digunakan untuk imam TUHAN adalah kohen. Kata kohen itu pula digunakan untuk imam dewa-dewi bangsa-bangsa asing seperti Mesir (Kej. 41:45; 47:22), Filistin (1Sam. 5:5; 6:2), Moab (Yer. 48:7), dan Amon (Yer. 49:3). Kata kohen yang berasal dari akar kata khn muncul sekitar delapan ratus kali dalam Perjanjian Lama. Asal usul kata khn itu banyak diperdebatan dan tidak dapat dipastikan. Ada yang mengaitkannya dengan kata kerja kanu dalam bahasa Akkad, bahasa yang digunakan di Mesopotamia kuno, yang artinya membungkuk, menghormati. Namun, ada juga yang mengaitkan asal usulnya dengan dengan akar kata bahasa Semit kwn, yang artinya berdiri tegak lurus, berlaku jujur. 

Septugianta (LXX) biasanya menerjemahkan kata kohen dalam bahasa Ibrani untuk imam dengan hiereus. Variasi dari kata yang sama digunakan lebih dari 150 kali dalam Perjanjian Baru untuk imam, imam besar, imamat, tindakan seorang imam, dan kegiatan yang berkaitan dengan imamat (misalnya Mat. 2:4; 8:4; Mrk. 1:44; 15:1; Luk. 1:9; Yoh. 1:19; Kis. 9:1; Ibr. 7:11; 1Ptr. 2:5; Why. 1:6; 5:10). Dalam Perjanjian baru, kata hiereus yang diterjemahkan imam muncul tiga puluh satu kali (31x) dan kata majemuk archiereus yang terjemahkan ‘‘imam besar“ muncul seratus dua puluh dua kali (122x). Selain itu, ada dua kata benda abstrak yang biasanya diterjemahkan imam yang masing-masing muncul sebanyak dua kali (2x), yakni hierateia (Luk. 1:9; Ibr. 7:5) dan hierateuma (1Ptr. 2:5, 9) 

Jabatan imam dan Suku Lewi 
Sebelum kita menelusuri jabatan imam dan suku Lewi, kita perlu mulai dengan menegaskan bahwa pada zaman yang berbeda dalam periode kitab suci peran imam diisi dengan cara-cara yang berbeda. Bapa-bapa bangsa Israel sebagai kepala keluarga atau kelompok-kelompok suku menjalankan apa yang mungkin kita anggap menjadi fungsi dan peran imam seperti mempersembahkan kurban (Kej 22; 31:54, 46:1). Kitab Kejadian tidak pernah menyebutkan imam, kecuali ketika mengacu kepada bangsa-bangsa asing yang hidupnya sudah menetap, tidak berpindah-pindah (misalnya, imam Mesir disebut dalam Kej. 41:45; 47: 22 dan raja-imam Salem yang bernama Melkisedek disebut dalam Kej 14:18). Jadi, kita dapat mengatakan bahwa jabatan imamat baru muncul setelah organisasi sosial kemasyarakatan berkembang jauh.[1]

Pada zaman yang lebih kemudian ketika organisasi sosial Israel mulai bertumbuh dan berkembang muncul jabatan imam. Beberapa orang laki-laki mulai membaktikan seluruh atau sebagian besar waktu mereka untuk menjadi imam. Perkembangan ini diilustrasikan dalam kisah Mikha yang membangun kuilnya sendiri dan menjadikan salah seorang anak laki-laki menjadi seorang iman tetapi anaknya kemudian diganti dengan seorang profesional dari suku Lewi yang menyebabkan jabatan iman pada akhirnya menjadi hak istimewa suku Lewi. Kemungkinan besar kelompok imam profesional yang terorganisasir baru ada di Israel sejak Israel masuk ke tanah terjanji.[2]

Ketika orang Israel berada di gunung Sinai, Allah menawarkan dan menjanjikan kepada mereka suatu kerajaan imam dan bangsa yang kudus (Kel. 19:5-6) jika mereka menaati firman Tuhan, hidup menurut petunjuk yang nanti diberikan dalam sepuluh perintah. Sebagai kerajaan imam, semua orang Israel memiliki akses kepada Allah dan mereka melayani sebagai imam bagi bangsa-bangsa lain. Mereka bisa berperan sebagai imam bagi bangsa-bangsa lain hanya ketika hidup suci. Itulah sebabnya Allah menjadikan mereka sebagai suatu bangsa yang kudus, bangsa yang dikhususkan bagi Allah dan dibedakan dari bangsa lain untuk memuji dan melayani Allah. Namun, tawaran dan janji ini tidak dimaksudkan untuk mencegah dan menentang perkembangan jabatan imam menjadi hak istimewa suku tertentu.

[1] Roland de Vaux, Ancient Israel: Its Life and Institutions (London: Darton, Longman & Todd, 1988), 345 
[2] I. Suharyo, Mengenal Alam Hidup Perjanjian Lama (Yogyakarta: Kanisius, 1993)

Sayangnya, tawaran dan janji kerajaan imam itu terganjal karena orang Israel tidak setia pada perintah dan ketetapan dalam perjanjian Sinai. Bangsa Israel memberontak dengan membuat patung anak lembu emas untuk disembah ketika Musa berada di Gunung Sinai (Kel. 32). Hanya suku Lewi yang setia kepada Allah dan tidak berpartisipasi dalam penyembahan berhala dan malah membunuh banyak orang yang terlibat dalam penyembahan berhala (Kel. 32:25-29).Itulah sebabnya, Suku Lewi, keturunan dari Levi, salah seorang anak Yakub (Kej. 29:34) dikhususkan untuk menjalankan pelayanan di tempat-tempat suci (1 Raj. 8:4, Ezr 2:70) sebagai imam. Suku Lewi, yang tidak mendapat tanah warisan sebagai milik pusaka mereka sendiri (Bil. 18:8; 18:21; Ul. 12), dikhususkan dan ditetapkan untuk menjalan pelayanan di tempat-tempat suci setelah insiden pembuatan dan penyembahan patung lembu emas. Musa menabiskan mereka untuk melayani Allah, yakni untuk menjadi imam. “Baktikanlah dirimu mulai hari ini kepada TUHAN, masing-masing dengan membayarkan jiwa anaknya laki-laki dan saudaranya -- yakni supaya kamu diberi berkat pada hari ini“ (Kel. 32:29).

Meskipun semua imam berasal dari suku Lewi, namun tidak semua anggota suku Lewi bisa menjadi imam. Dengan kata lain, menjadi anggota suku Lewi itu tidak secara otomatis membuat seseorang menjadi imam. Hanya orang-orang Lewi dari keluarga Harun yang memenuhi kualifikasi tidak memiliki cacat fisik bisa menjadi imam (Im. 21:18-20). Anggota suku Lewi yang tidak berasal dari keluarga Harun hanya memegang peran pembantu di tempat-tempat suci. Mereka diberi peran untuk mengurusi hal-hal jasmaniah di kenisah seperti memelihara peralatan (Bil. 3:8), menjaga kebersihan (1Taw. 23:28), menyanyi (Ezr. 3:10; Neh. 12:27; 1Taw. 6:31).

Fungsi dan peran imam 
Berkat Musa bagi suku Lewi dalam Ul. 33:8-11 melukiskan tiga fungsi seorang imam Israel yang tampaknya disusun menurut skala prioritas.[3] Pertama, mereka bertugas mengkonsultasikan tentang kehendak Allah di tempat suci melalui tumim dan urim dengan maksud untuk menjawab persoalan yang ditanyakan oleh umat Israel (Ul. 33:8). Urim dan Tumim adalah dua benda yang kemungkinan besar batu yang digunakan oleh imam untuk menanyakan dan menentukan kehendak Allah (Kel. 28:30; Im. 8:8; 1Sam. 14:41-42. Tidak diketahui secara pasti bagaimana dua benda itu digunakan. Namun, 1 Sam. 14:42 memberi indikasi bahwa pemakaian dua benda itu disamakan dengan “pembuangan undi” dan kedua benda itu ditaruh dalam kantong tutup dada
[3] Raymond E. Brown, Priest and Bishop: Biblical Reflections (Oregon: Wipf and Stock publisher, 1999), 10-13. 
yang dikenakan pada imam besar (Kel. 28:30). Karena penggunaannya disamakan dengan pembuangan undi maka disimpulkan bahwa urim dan tumim merupakan dadu yang terbuat dari batu yang sisinya ditandai dengan “ya” dan sisi lainnya ditandai dengan “tidak.”

Kedua, mereka bertugas mengajar dan meneruskan Taurat atau hukum Tuhan kepada umat. “mereka mengajarkan peraturan-peraturan-Mu kepada Yakub, hukum-Mu kepada Israel” (Ul. 33:10). Taurat atau hukum Tuhan yang diajarkan itu memuat instruksi singkat mengenai topik tertentu, misalnya, peraturan praktis dalam bertindak atau lebih tepatnya bagaimana melakukan ibadat. Mereka memberi petunjuk tentang apa yang tahir dan apa yang najis secara kultis (Im. 10:10-11). Namun, tugas pengajaran seorang imam itu sesungguhnya tidak hanya terbatas pada hal-hal yang bersifat kultis. Kompentensi seorang imam dalam mengajar melampaui hal-hal yang bersifat kulits. Taurat Tuhan yang diajarkan secara umumnya mengatur tentang bagaimana manusia berelasi dengan Allah. Imam juga bertugas menafsirkan sabda Allah dengan menyampaikan nubuat (Hak. 18:5; 1 Sam 14:41) meski setelah pembuangan peran menafsirkan hukum Taurat ini bergeser kepada para ahli Taurat.

Ketiga, mereka bertugas untuk mempersembahkan kurban kepada Allah. Tugas ini ditampilkan pada terakhir dalam berkat yang disampaikan oleh Musa bagi suku Lewi. “Mereka menaruh ukupan wangi-wangian di depan-Mu dan korban yang terbakar seluruhnya di atas mezbah-Mu” (Ul. 33:10). Mempersembahkan kurban itu dipandang sebagai peran yang paling mendasar dari seorang imam (bdk. Ibr. 5:1; 8:3). Namun, membunuh hewan kurban itu tidak menjadi previlese seorang imam sebagaimana terungkap dalam perintah Musa kepada beberapa anak muda untuk membunuh hewan kurban (Kel. 24:3-8). Peraturan tentang kurban mengatur secara ekplisit bahwa hewan kurban dibunuh oleh orang yang mempersembahkan kurban (Im. 1:5; 3:2, 8, 13; 4:24, 29, 33). Peran khusus imam baru dimulai ketika mereka harus menggunakan darah yang dianggap sebagai bagian yang terkudus dari hewan kurban (Im. 17:11, 14) dan harus diperciki di altar. Seorang imam juga harus mempersembahkan dan menempatkan di atas altar bagian dari kurban persembahan yang menjadi milik Allah.

Dari tiga tugas dan tanggung jawab imam di atas kita melihat peran imam sebagai mediator, pengantara. Ketika menjalankan tugas dan tanggung jawab menyampaikan nubuat, mengajar serta meneruskan Taurat Tuhan, imam mewakili Allah di depan manusia. Ketika menjalankan tugas dan tanggung jawab mengambil darah untuk diperciki di altar dan membawa daging kurban ke altar, imam mewakili manusia di hadapan Allah. Di sini imam berperan sebagai pengantara atau mediator antara Allah dan manusia. Imam dapat berbicara kepada Allah demi umat dan kepada umat atas nama Allah. Imam berperan dan berfungsi untuk menjembatani jurang yang memisahkan Allah yang kudus dan manusia yang penuh dengan dosa.

Yesus Imam Agung dan Imamat kristiani 
Dalam sejumlah perikop dalam Perjanjian Baru, Yesus mengkritik para imam Israel. Dalam perumpamaan tentang Samaria yang baik hati (Luk 10:29-37), imam dan Lewi dikiritik karena mereka memberikan teladan yang buruk dengan melewati begitu saja seorang yang membutuhkan pertolongan. Mereka juga dikritik secara tidak langsung dalam kata-kata Yesus yang dikutip dari nabi Hosea: “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan” (Mat 12:7). Namun, ada juga sejumlah teks yang menampilkan bahwa Yesus menerima peran para imam dalam menafsirkan hukum Taurat, misalanya, ketika mengutus orang-orang yang telah disembuhkan untuk memperlihatkan diri mereka kepada para imam (Mark 1:44; Luk 17:14).

Meski ada sejumlah perikop yang berbicara tentang imam, namun perlu disadari bahwa tidak ada seorang kristiani yang ditunjuk secara khusus sebagai imam dalam periode Perjanjian Baru. Pemakaian istilah imam untuk mengacu kepada seorang yang ditahbiskan untuk menjalankan pelayanan khusus yang dibedakan dari awam itu pula tidak ditemukan dalam periode Perjanjian Baru. Mengapa tidak ada seorang yang ditunjuk sebagai imam dalam periode Perjanjian Baru? Sekurang-kurangnya ada tiga jawaban yang ditawarkan. Pertama, kurban Kristus dilakukan hanya sekali untuk selama-lamanya (Ibr. 10:12-14) sehingga tidak perlu lagi ada seorang yang ditunjuk secara khusus untuk menjadi imam. Yesus adalah seorang imam yang telah menggantikan imam dan kurban Israel dengan mempersembahkan diri-Nya di kayu salib sekali untuk selama-lama dalam rangka menebus dosa-dosa manusia. Kurban darah Yesus di kayu salib itu berdaya efektif untuk menebus dosa semua orang dari segala zaman sehingga tidak perlu dilakukan secara berulang-ulang kali dan karena itu tidak perlu ada lagi imam yang ditunjuk untuk mempersembahkan kurban penebusan dosa. Kedua, semua orang kristiani dipandang sebagai iman sehingga tidak perlu ada lagi seorang yang ditunjuk secara khusus menjadi imam untuk mempersembahkan kurban. Dasar biblis argumen ini ditemukan dalam teks yang berbicara tentang Israel sebagai “kerajaan imam” (Kel. 19:6) yang disoroti lagi dalam Perjanjian Baru.

Dalam 1 Ptr. 2:9, orang kristiani disapa sebagai “bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri” (bdk. Why. 1:6; 5:10; 20:6). Ketiga, para rasul yang memimpin perayaan Ekaristi adalah imam, tetapi tidak menggunakan nama imam sebab terlalu terkait erat dengan imam Yahudi yang melayani kurban berdarah di bait Allah. Para rasul itu memang ditugaskan untuk memimpin perayaan ekaristi sebagaimana tercatat dalam perintah Yesus kepada mereka pada waktu perjamuan terakhir. “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (Luk. 22:19).

Satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang memakai istilah imam untuk pribadi dan karya Yesus sebagai Kristus adalah penulis surat Ibrani. Penulis surat Ibrani melukiskan Yesus sebagai “Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit” (Ibr. 4:14), yang kurban-Nya sempurna dan abadi (Ibr. 5:9; 7:24) sehingga tidak perlu lagi mempersembahkan kurban apapun (Ibr. 7:27). Ia juga mengetahui bahwa Yesus tidak berasal dari garis keturunan imam. Imamat Israel berasal diturunkan dari suku Lewi terutama dari keturunan Harun dan tidak ada imamat menurut peraturan Melkisedek sehingga Yesus tidak memenuhi syarat untuk menjadi imam Israel (Ibr. 7:13-14). Meski tidak memenuhi syarat menurut imamat Israel, namun penulis surat Ibrani memperlihatkan bahwa Yesus memenuhi syarat menjadi seorang imam dengan melihat asal-usul imamat-Nya menurut peraturan Melkisedek.

Dari mana pemahaman penulis surat Ibrani tentang imamat Yesus menurut peraturan Melkisedek? Ia tampaknya mengangkatnya dari Mazmur. “TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: ‘Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek’” (Mzm. 110:4). Secara kesuruhan, Mazmur ini biasanya digunakan dalam Perjanjian Lama untuk penobatan Tuhan yang bangkit sebagai Mesias. Dalam konteks keseluruhan inilah penulis Ibrani tampaknya mengambil kesimpulan bahwa seorang yang duduk di sisi kanan Allah sebagai Mesias (Mzm. 110:1) adalah juga seorang imam menurut peraturan Melkisedek (Mzm. 110:4; Ibr. 5:10, 6:20).

Bagaimana dan mengapa Yesus disebut sebagai imam besar menurut peraturan Melkisedek? Penulis Ibrani menjelaskan dalam Ibr. 7:1-28 dalam dua bagian. Pertama, ia berargumen bahwa Melkisedek lebih unggul dari Abraham dan karena itu lebih unggul pula dari keturunan imam Lewi Abraham mengakui keunggulan Melkisedek di atas dirinya dan semua keturunannya (ay. 1-10). Kedua, ia menjelaskan mengapa perlu menggantikan imamat suku Lewi dengan imam menurut peraturan Melkisedek (ay. 11-28). Alasannya, imam suku Lewi tidak bisa mencapai kesempurnaan sama seperti hukum Taurat tidak bisa membawa kesempurnaan.

Terlepas dari Mzm 110:4, Melkisedek hanya muncul sekali di tempat lain dalam Perjanjian Lama, yakni dalam kisah Kej. 14:17-20. Dalam perikop ini Melkisedek diidentifikasi sebagai raja Salem (yang diidentifikasi oleh Mzm 76:2 sebagai Yerusalem) dan sebagai imam Allah Yang Mahatinggi. Penulis Ibrani memakai fakta bahwa kisah kitab Kejadian yang tidak menampilkan silsilah Melkisedek sehingga Melkisedek dianggapnya tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya (Ibr. 7:3). Ia juga berkesimpulan bahwa Melkisedek lebih tinggi dari Abraham karena Abraham diberkati oleh Melkisedek (7:7). Karena Melkisedek lebih tinggi dari Abraham, Melkisedek dianggapnya lebih tinggi dari Lewi dan imam keturunannya.

Selain dipakai untuk menggambarkan pribadi dan karya Yesus, istilah imam (Yun.hierateuma) dipakai pula untuk para pengikut Yesus dalam surat Petrus (1Ptr. 2:5, 9; bdk Why. 1:6, 5:10, 20:6). Namun, baik penulis Petrus maupun kitab Wahyu memakai istilah imamat rajawi atau kerajaan imam dalam pengertian kiasan atau simbolis. Istilah itu tidak dipakai untuk menjelaskan bahwa semua orang kristiani dipandang sebagai imam sehingga tidak perlu imamat khusus. Istilah imamat rajawi-kerajaan imam bagi orang kristiani dipahami dengan cara yang sama seperti orang lsrael memahami kiasan kerajaan imam dalam Kel. 19:6. Orang Israel memahami istilah itu dalam konteks perjanjian dengan Allah. Karena umat Israel diikat dengan Allah melalui sebuah relasi perjanjian yang khusus, maka mereka dipanggil menjadi umat yang kudus seperti imam. Sama seperti umat Israel dipanggil untuk hidup kudus seperti imam, demikian pula umat kristiani dipanggil untuk mempersembahkan persembahan rohani, sebuah kiasan untuk pola hidup yang suci. Maka, istilah kerajaan imam atau imamat rajawi itu tidak pertama-tama berkaitan dengan fungsi imam dalam ibadat kurban tetapi dengan pola hidup suci.

Sumber-sumber bacaan 
*Brown, Raymond E. Priest and Bishop: Biblical Reflections. Eugene, Oregon: Wipf and Stock Publisher, 1997. 
*de Vaux, Roland. Ancient Israel: Its Life and Institutions. London: Darton, Longman & Todd, 1988 
*Ermatinger, James W. Daily Life in New Testament. USA: Greenwood Press, 2008. 
*Kugler, Robert. “Priest and Levites” dalam The New Interpreter’s Dictionary of the Bible. 
*Nashville: Abingdon Press, 2009. 
*Matera, Frank J. New Testament Theology: Exploring Diversity and Unity. 
*Louisville: Westminster John Knox Press, 2007. 90

Kamis, Maret 14, 2013

New Book! 
Terpujilah Buah Tubuhmu 
Justinus Juadi, FIC 
M. Christina Ed. SS 

















Desain cover: Sungging 
Model Sampul: Christina 

Nihil Obstat: V. Indra Sanjaya, Pr 
(Yogyakarta, 8 Oktober 2012) 
Imprimatur Rm. F.X. Sukendar Wignyosumarta, Pr Vikjen KAS 
(Semarang, 15 Oktober 2012) 

Cet. II. 2013, 129 x 169 mm, -48 hlm, Kanisius 
Harga Rp 18.000,- Harga Member Rp. 16.200,- (disc 10%) 
Kategori : Liturgi 

ISBN: 978-979-21-3282-3 

Doa-doa saat Kehamilan 

© 

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247 
Fax : 021 – 83795929 
SMS Center : 021 - 93692428 
Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org
New Book! 
Novena Persiapan Perkawinan 
Y. Warsito, Pr 


















Desain cover: Risna 

Nihil Obstat: V. Indra Sanjaya, Pr 
(Yogyakarta, 8 Oktober 2012)
Imprimatur Rm. F.X. Sukendar Wignyosumarta, Pr Vikjen KAS 
(Semarang, 18 Oktober 2012) 

Cet. II. 2013, 129 x 169 mm, -32 hlm, Kanisius 
Harga Rp 13.000,- Harga Member Rp. 11.700,- (disc 10%) 
Kategori : Liturgi 

ISBN: 978-979-21-3326-4 

Novena Persiapan Perkawinan ini terdiri dari atas Sembilan bacaan Kitab Suci, Sembilan renungan, dan Sembilan doa. Semoga buku ini berguna bagi para calon pengantin yang hendak mempersiapkan diri memasuki gerbang perkawinan kudus.
Berkat Tuhan. 
-Penyusun- 

© 

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247 
Fax : 021 – 83795929 
SMS Center : 021 - 93692428 
Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org
New Book! 
Ornamen Cantik Natal dan Paskah 
Yosephine Sri. P AG. 
Janitra Bastian L 
















Desain cover dan isi: Sungging 
Editor: Eny 
Foto: Sungging, Yosephine Sri. P 

Cet. II. 2013, 154 x 211 mm, -72 hlm, Kanisius 
Harga Rp 29.000,- Harga Member Rp. 26.100,- (disc 10%)
Kategori : Rohani 

ISBN: 978-979-21-3465-0 

Buku ini dapat menjadi alternatif bahan Pendampingan Iman Anak dan pintu masuk menumbuhkembangkan cita rasa imani akan perayaan Natal dan Paskah dalam diri anak. 

© 

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247 
Fax : 021 – 83795929 
SMS Center : 021 - 93692428 
Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org
New Book! 
Novena Persiapan Kelahiran 
Y. Warsito, Pr 


















Desain cover: Sungging 

Nihil Obstat: V. Indra Sanjaya, Pr 
(Yogyakarta, 8 Oktober 2012)
Imprimatur Rm. F.X. Sukendar Wignyosumarta, Pr Vikjen KAS
(Semarang, 18 Oktober 2012) 

Cet. II. 2013, 129 x 169 mm, -32 hlm, Kanisius 
Harga Rp 10.000,- Harga Member Rp. 9.000,- (disc 10%) 
Kategori : Liturgi 

ISBN: 978-979-21-3452-0 

Doa Novena ini dipersiapkan bersama Tim Keluarga Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran dan diperuntukan bagi Anda, keluarga yang sedang berbahagia menyambut dan mempersiapkan kelahiran putra-putri tercinta. Novena Persiapan Kelahiran ini terdiri dari bacaan, renungan, dan doa. Semoga buku doa ini berguna bagi keluarga Anda.
Berkat Tuhan.
-Penyusun- 

© 

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247 
Fax : 021 – 83795929 
SMS Center : 021 - 93692428 
Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org
 


New Book! 
Kongres Ekaristi apa itu?
Tentang Ekaristi 
&
Ekaristi Berbagi Lima Roti dan Dua Ikan
E. Martasudjita, Pr
J. Pujasumarta, Pr 





Desain cover dan isi: Sungging 
Editor: Eny Foto: Sungging, Yosephine Sri. P 

Nihil Obstat: F. Hartono, Sj 
(Yogyakarta, 3 Januari 2008) 
Imprimatur: J. Pujasumarta, Pr., Vikjen 
(Semarang, 5 Januari 2008) 

Cet. V. 2012, 111 x 181 mm, -15 hlm, Kanisius dan Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang 
Harga Rp 10.000,- Harga Member Rp. 26.100,- (disc 10%) 
Kategori : Liturgi Doa 

ISBN: 978-979-21-1807-0 
ISBN: 978-979-21-1806-3 
ISBN: 978-979-21-1808-7 

© 

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247 
Fax : 021 – 83795929 
SMS Center : 021 - 93692428 
Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org
New Book! 
Lagu-lagu Ibadat Harian 
Lampiran Ibadat Harian 



















Desain cover: Sungging 
Desain isi: V. Jaya Supeno 

Nihil Obstat: E. Martasudjita, Pr 
(Yogyakarta, 25 Oktober 2011) 
Imprimatur: Pius Riana Prapdi, Pr Vikjen KAS 
(Semarang, 1 November 2011) 

Cet. III. 2013, 124 x 184 mm, -45 hlm, Kanisius 
Harga Rp 10.000,- Harga Member Rp. 9.000,- (disc 10%) 
Kategori : Liturgi 

ISBN: 978-979-21-3134-5 

Dalam buku lampiran ibadat harian ini disajikan beberapa nyanyian madah, khususnya untuk ibadat pagi dan sore pada masa khusus dan masa biasa. “Hendaklah kamu menjadi seperti bayi yang baru lahir, selalu haus akan susu rohani yang murni supaya dengan itu kamu tumbuh dan diselamatkan.” 

© 

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247 
Fax : 021 – 83795929 
SMS Center : 021 - 93692428 
Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org
New Book! 
Misteri Kristus (Pokok-pokok Iman Kristiani) 
E. P. D. Martasudjita 


















Desain isi: G. Neno P. 
Desain cover: Jaya Supeno 

Cet. III. 2013, 154 x 229 mm, -214 hlm,
Kanisius dan Universitas Sanata Dharma 
Harga Rp 40.000,- Harga Member Rp. 36.000,- (disc 10%) 
Kategori : Rohani 

ISBN: 978-979-21-2904-5 

Buku Misteri Kristus - Pokok-pokok Iman Kristiani dimaksudkan sebagai buku ajar yang dapat menjadi pegangan dan acuan bagi dosen dan para mahasiswa pada mata kuliah Misteri Kristus atau Pengantar Agama Kristiani dan sejenisnya. 

© 

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247 
Fax : 021 – 83795929 
SMS Center : 021 - 93692428 
Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org
New Book! 
Pintu-pintu Kecil Menuju Iman (Jilid 1 A-E)P. 
Terry Th Ponomban, Pr 


















Layout: Bert Tallulembang 
Cover dan Ilustrasi: Rm. Jost Kokoh, Pr 

Nihil Obstat: P. Hendrik Njiolah, Pr 
(Makasar, 15 Desember 2012) 
Imprimatur: Rm. F.X. Sukendar Wignyosumarta, Pr Vikjen KAS 
(Semarang, 22 Desember 2012) 

2012, 123 x 185 mm, -86 hlm, Yayasan Pustaka Nusatama 
Harga Rp 14.000,- Harga Member Rp. 12.600,- (disc 10%) 
Kategori : Rohani 

ISBN: 978-719-580-5 

Buku ini menawarkan care yang sangat umum, bebas, tidak terikat oleh satu tema. Buku ini juga membantu kita mengungkap-singkap misteri iman dan pengetahuan Gereja Katolik melalui abjad. Melalui keterangan yang diupayakan singkat, padat, tapi kandungan keterangannya luas dan mendasar. 

© 

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247 
Fax : 021 – 83795929 
SMS Center : 021 - 93692428 
Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org
New Book! 
Hukum Agama dan Kehendak Allah
P. Hendrik Njiolah, Pr 


















Editor: Bert Tallulembang 
Cover dan Ilustrasi: Rm. Jost Kokoh, Pr 

Nihil Obstat: P. Dr. John Turing Datang, Pr. Censor Librorum Keuskupan Agung Makasar 
(Makasar, 12 Agustus 2012) 
Imprimatur: Mgr. Dr. John Liku-Ada‘, Pr. Ordinarius Loci Keuskupan Agung Makasar 
(Makasar, 20 Agustus 2012) 

Edisi Revisi, Desember 2012, 123 x 185 mm, -150 hlm, Yayasan Pustaka Nusatama 
Harga Rp 24.000,- Harga Member Rp. 21.600,- (disc 10%) 
Kategori : Kitab Suci 

ISBN: 978-719-586-6 

Berkat sepuluh hukum dasar, bangsa Israel dapat menjadi suatu bangsa istimewa di antara bangsa-bangsa lain. Dalam kehidupan sehari-hari, bangsa Israel senantiasa berpedoman pada kesepuluh firman Allah tersebut, seperti terungkap dalam mazmur ini: “Firman itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku!” (bdk Mzm 119:105). 

© 

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247 
 Fax : 021 – 83795929 
SMS Center : 021 - 93692428 
Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org
New Book! 
Beragama Bukan Sekedar RITUAL
P. Hendrik Njiolah, Pr 


















Editor: Bert Tallulembang 

Nihil Obstat: P. Dr. John Turing Datang, Pr. Censor Librorum KAS (Keuskupan Agung Makasar)
Imprimatur: Mgr. Dr. John Liku-Ada‘, Pr. Ordinarius Loci (Keuskupan Agung Makasar) 

Edisi Revisi, Januari 2013, 123 x 185 mm, -156 hlm, Yayasan Pustaka Nusatama 
Harga Rp 25.000,- Harga Member Rp. 22.500,- (disc 10%) 
Kategori : Rohani 

ISBN: 978-719-586-4

Buku ini merupakan kumpulan tulisan P. Hendrik Njiolah, Pr. yang pernah diterbitkan secara terpisah oleh Yayasan Pustaka Nusatama Yogyakarta dan Komisi Kerasulan Kitab Suci Keuskupan Agung Makasar. 

© 

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247 
Fax : 021 – 83795929 
SMS Center : 021 - 93692428 
Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org
New Book! 
Percikan Iman ROSARIO
D. Bambang Sutrisno, 
Pr P. Noegroho Agoeng S, Pr 
Warga Domus Pacis 
















Perwajahan: Bert Tallulembang 
Desain Sampul: R. Santoso 

Nihil Obstat: Rm. M. Purwatma, Pr Censor Librorum KAS
(Semarang, 24 Desember 2012) 
Imprimatur: Rm. F.X. Sukendar Wignyosumarta, Pr Vikjen KAS
(Semarang, 24 Desember 2012) 

Cet. I. Januari 2013, 123 x 185 mm, -112 hlm, Yayasan Pustaka Nusatama 
Harga Rp 18.000,- Harga Member Rp. 16.200,- (disc 10%) 
Kategori : Rohani 

ISBN: 978-719-586-4 

Buku renungan ringan ini berisi tentang pengalaman-pengalaman harian yang biasa dialami dalam kaitan dengan peristiwa-peristiwa di untaian doa Rosario. Setiap peristiwa direfleksikan demean cerita singkat yang diambil dari pengalaman hidup sehari-hari, dalam terang Kitab Suci sebagai landasan rohani umat dan ajaran Gereja sebagai pemersatu persekutuan umat beriman dalam Gereja Katolik 

© 

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247 
Fax : 021 – 83795929 
SMS Center : 021 - 93692428 
Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org
New Book! 
PANDUAN LITURGI 
(Hari Minggu dan Hari Raya Tahun C)
 Ernest Mariyanto 

















Desain sampul dan Isi: Iman 

Cet. II. 2013, 174 x 247 mm, -568 hlm, Kanisius 
Harga Rp 140.000,- Harga Member Rp. 126.000,- (disc 10%) 
Kategori : Liturgi Doa 

ISBN: 978-979-21-3453-7 

Panduan untuk mempersiapkan, merancang, dan melaksanakan Liturgi 

© 

Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247 
Fax : 021 – 83795929 
SMS Center : 021 - 93692428 
Daftar menjadi Member : kbr@biblikaindonesia.org