Senin, Juni 21, 2010

SURAT-SURAT KEPADA TUJUH GEREJA - Bag. 7

“ENGKAU SUAM-SUAM KUKU, DAN TIDAK DINGIN ATAU PANAS”

Surat kepada Jemaat di Laodikia (Why. 3:14-22)



14 "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, sumber dari ciptaan Allah: 15 Aku tahu segala pekerjaanmu: Engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! 16 Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. 17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, 18 maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari Aku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. 19 Siapa yang Kukasihi, ia Kutegur dan Kuhajar; sebab itu, bersungguh-sungguhlah dan bertobatlah! 20 Lihat, Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk menemui dia dan makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. 21 Siapa yang menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya. 22 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.


Sapaan si teralamat (ay. 14a)

Berlokasi di lembah sungai Lycus, Laodikia terkait erat dengan dua kota lain yang terletak di lembah, Hierapolis di bagian utara dan Kolose di bagian Timur (bdk Kol 4:13). Letaknya yang sangat strategis ini membuat kota ini menjadi pusat perdagangan besar abad pertama. Kota yang cukup makmur itu diporakporandakan oleh gempa bumi pada tahun 60M tetapi penduduknya menolak bantuan kaisar. Mereka membangun kembali kotanya sendiri. Karena lembah Lycus sangat baik untuk menggembalakan domba, kota itu dikenal secara luas dengan produksi kain wol hitamnya yang lembut dan licin. Laodikia juga terkenal dengan sekolah keperawatannya. Sekolah keperawatan itu terkenal karena minyak yang dihasilkan untuk menyembuhkan penyakit telinga dan mata.
Komunitas kristiani di kota ini didirikan oleh rekan kerja Paulus, mungkin Epafras (Kol 1:7; 4:12-13). Sayangnya, surat Paulus kepada umat di Laodikia yang disebutkan dalam Kol 4:16 tidak tersimpan lagi seperti juga suratnya kepada jemaat di Korintus dalam 1Kor 5:9. Surat-surat Paulus kepada jemaat di Kolose dan Laodikia dapat dipertukarkan sehingga surat untuk jemaat Kolose dapat juga dibaca oleh jemaat Laodikia (Kol 2:1; 4:12-16).

Identifikasi diri pemberi perintah (ay. 14b)

Dalam surat yang perhatian utamanya bukan pada tekanan dari pihak luar atas gereja melainkan pada kehilangan semangat religius dari dalam gereja itu sendiri, Yohanes mengidentifikasikan diri Yesus yang pemberi perintah sebagai “Amen, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah” (ay. 14b). Identifikasi diri Yesus sebagai Amen ini mengambilalih identifikasi diri Allah sendiri dalam Perjanjian Lama (Yes 65:16-17). Lagi-lagi, gelar Perjanjian Lama untuk Allah digunakan untuk Yesus di sini. Seperti Allah sendiri, Yesus itu sungguh-sungguh dapat dipercaya dan dapat diandalkan karena Dia memenuhi apa yang dikatakan-Nya. Kata “Amen” yang berarti “sungguh-sungguh benar” merupakan kata standar yang digunakan oleh orang-orang Yahudi untuk mengakui atau menyepakati kebenaran dari apa yang dikatakan oleh orang lain. Dengan mengidentifikasikan diri sebagai Amen, Yesus menegaskan bahwa pesan-pesan-Nya pantas dipercayai sebagai sesuatu yang benar dan dapat diandalkan karena Dialah saksi yang setia dan benar.
Yesus juga mengidentifikasikan diri-Nya sebagai “permulaan dari ciptaan Allah.” Identifikasi diri sebagai “permulaan dari ciptaan Allah” tidak berarti bahwa Yesus adalah orang yang pertama diciptakan oleh Allah. Kata “permulaan” (Yunani: arkhe) juga berarti sumber, dasar, atau prinsip. Karena itu, identifikasi ini mungkin berarti bahwa Yesus adalah sumberu utama seluruh ciptaan Allah sehingga apa yang dikatakannya mempunyai legitimasi yang kuat. Yesus adalah Amen Allah karena Dialah saksi yang pantas dipercaya dan sumber ciptaan dan penebusan Allah.

Celaan dan panggilan pertobatan (ay.15-19)

Bagian tubuh surat ini memuat dua hal, yakni celaan (ay. 15-18) dan panggilan untuk bertobat (ay. 19-20). Jemaat kristiani Laodikia dicela karena mereka kurang bersemangat dalam kehidupan rohani dan mereka puas dengan diri mereka sendiri. Kekurangan semangat rohani itu digambarkan oleh Yohanes sebagai “suam-suam kuku, tidak dingin atau panas.” Gambaran tidak dingin atau panas yang disoroti sebanyak tiga kali (ay. 15-16) ini berfungsi untuk menggarisbawahi keseriusan situasi jemaat yang tidak bersemangat.21 Keseriusan situasi jemaat yang tidak bersemangat itu diikuti oleh sebuah pernyataan penghakiman, “Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku” (ay. 16). Sebagai umat kristiani, mereka tidak boleh suam-suam kuku, mereka harus membuat suatu keputusan yang tegas. Sikap kompromi tidak dibenarkan karena kesetiaan yang total kepada Kristus tidak mungkin bisa dikompromikan dengan partisipasi mereka dalam upacara penyembahan kepada kaisar dan kepada berhala-berhala.
Celaan bagi jemaat Laodikia juga terkait dengan gambaran diri mereka. Mereka menggambarkan diri mereka sendiri sebagai orang yang kaya secara material, “tidak kekurangan apa-apa” (ay. 17; bdk Hos 12:8; Zak 11:5). Gambaran diri semacam ini mengungkapkan suatu kesombongan dan kepuasan diri mereka. Gambaran diri semacam ini dilihat oleh Yesus sebagai sebuah gambaran yang tidak sesuai dengan realitas sebab mereka sesungguhnya melarat, malang, miskin, buta dan telanjang secara rohani. Yesus melihat bahwa mereka perlu membeli emas dari-Nya yang telah dimurnikan dalam api supaya mereka benar-benar menjadi kaya. Selain itu, mereka membutuhkan pakaian putih dari Yesus supaya mereka tidak telanjang meski mereka membanggakan diri sebagai kota penghasil tekstil yang terkenal dengan kain wol hitam. Akhirnya, mereka juga membutuhkan dari Yesus minyak untuk menyembuhkan mata mereka meski kota mereka itu dikenal dengan sekolah kedokteran dengan produksi minyaknya yang terkenal untuk menyembuhkan penyakit mata.
Meskipun kehidupan rohani jemaatnya kurang bersemangat, Yesus menawarkan jemaat kristiani Laodikia untuk membeli emas yang telah dimurnikan dalam api melalui peristiwa salib-Nya supaya mereka benar-benar menjadi kaya, untuk mengenakan pakaian putih yang membuat mereka tidak terlihat telanjang, untuk mendapatkan minyak yang dapat melunasi mata mereka supaya mereka dapat melihat hal-hal yang bersifat rohani. Tawaran-tawaran itu didasarkan pada konteks sosio-historis lokal sehingga tawaran Yesus itu mudah dimengerti oleh jemaat. Melalui tawaran-tawaran itu Yesus mengatakan bahwa kekayaan rohani itu hanya datang dari diri-Nya. Dialah yang menyediakan kekayaan rohani yang benar, pakaian putih yang dijanjikan bagi para pemenang yang mempertahankan dan memberikan kesaksian iman mereka dengan setia (3:5), dan mata yang terang sehingga mereka dapat melihat hal-hal yang bersifat rohani.
Celaan dan tawaran di atas diteruskan dengan sebuah panggilan untuk bertobat. Jemaat yang semangatnya suam-suam kuku diberi kesempatan lagi untuk bertobat. Cintalah yang membuat Yesus menundakan hukuman-Nya dan memanggil jemaat untuk bertobat. Mereka dipanggil untuk berbalik dari rasa puas diri dan kesombongan diri mereka. Panggilan untuk bertobat itu sebuah karunia dan bukan hak istimewa yang mereka harus dapatkan. Dalam kitab wahyu, panggilan untuk bertobat itu tidak dipahami sebagai sebuah hak istimewa yang dimiliki oleh kaum beriman tetapi sebagai sebuah tawaran dan karunia Allah yang diberikan kepada umatnya yang selalu jatuh di dalam dosa.

Janji bagi para pemenang (ay. 20-22)

Panggilan untuk bertobat itu disusul dengan sebuah janji. Apa yang penting dalam janji ini adalah ancaman penghakiman, “Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku” bagi jemaat yang semangatnya suam-suam kuku dan arogan (ay. 16) belum dilaksanakan. Jemaat masih diberi kesempatan untuk mendengarkan Yesus yang mengetuk pintu dan mengundang Dia untuk masuk ke dalam hati mereka. Di sini Yesus tidak memaksakan diri-Nya untuk diperlakukan secara ramah oleh jemaat. Dia menantikan undangan jemaat-Nya untuk masuk ke dalam hati mereka. Jika mereka membuka pintu hati, Yesus akan masuk ke dalam hati dan hidup mereka. Dengan demikian, persekutuan dan persahabatan dengan Yesus itu betul-betul lahir dari dalam diri umat sendiri dan bukan sesuatu yang datang dari luar.
Para pemenang dijanjikan akan duduk bersama dengan Yesus di atas takhta-Nya seperti Yesus telah duduk bersama dengan Bapa-Nya di atas takhta Bapa-Nya (2:21). Janji ini mirip dengan janji Yesus kepada para murid-Nya, yakni duduk di atas dua belas takhta untuk menghakimi dua belas suku Israel (Mat 19:28; Luk 22:20). Janji ini sejajar dengan janji kekuasaan dan kedaulatan atas bangsa-bangsa pada bagian sebelumnya (Why 2:26-27). Orang-orang kristiani yang melalui baptisan telah diangkat menjadi raja (1:6) pada akhirnya akan memerintah bersama Kristus dan Bapa-Nya (bdk Luk 22:30; Why 5:6; 20:6; 22:5). Seperti Yesus oleh karena penaklukan-Nya telah menjadi pemenang dan memerintah bersama dengan Bapa-Nya, demikian juga mereka yang bertahan dalam iman akan berpartisipasi dalam pemerintahan mesianik dan mengambil bagian dalam kedaulatan Kristus. Tidak ada privilese yang lebih besar, tidak ada nasib yang lebih berjaya daripada duduk bersama dengan Yesus di atas takhta-Nya seperti Yesus duduk bersama dengan Bapa-Nya di atas takhta Bapa-Nya. Inilah “mahkota dari janji-janji” yang ada dalam tujuh surat dan yang ditemukan pada akhir surat yang dialamatkan kepada gereja yang semangat rohaninya suam-suam kuku.

Penutup

Surat kepada tujuh gereja di Asia kecil merefleksikan kehidupan gereja awal. Dari refleksi tujuh gereja inilah kita melihat ada beberapa kesulitan umum yang dihadapi oleh jemaat kristiani awal. Kesulitan umum itu berkaitan dengan orang-orang Yahudi dan dengan penyembahan berhala orang-orang bukan Yahudi. Baik orang-orang Yahudi maupun orang-orang bukan Yahudi memiliki kuasa dan pengaruh atas kehidupan jemaat kristiani awal. Dalam banyak hal kedua kelompok itu didukung oleh pemerintah Romawi. Untuk melawan kuasa dan pengaruh baik dari orang-orang Yahudi maupun dari yang bukan Yahudi, jemaat kristiani awal dituntut untuk tetap setia beriman kepada Yesus.
Kesulitan umum lain yang dihadapi oleh umat kristiani awal adalah munculnya pengajar-pengajar palsu. Pada waktu Perjanjian Baru belum ditulis jemaat kristiani hanya memiliki sedikit petunjuk dan fondasi bagi pembentukan dan penghayatan iman mereka. Umat kristiani sedang berjuang untuk memahami iman mereka yang baru. Pada saat yang sama ada banyak penafsiran iman yang muncul dan berkembang. Tidak semua tafsiran itu akurat sehingga menimbulkan banyak kesulitan. Ada beberapa kelompok yang disebut seperti kelompok Bileam-Balak (2:14), Nikolaus (2:6, 15), dan Izebel (2:20-24). Meski tidak dapat dipastikan siapa dan bagaimana ajaran mereka, namun yang jelas ajaran mereka telah menimbulkan kontroversi di tengah jemaat kristiani di Asia Kecil.
Selain masalah-masalah yang datang dari luar komunitas, jemaat kristiani awal juga menghadapi persoalan yang datang dari dalam komunitas mereka sendiri. Mereka kurang memiliki semangat hidup rohani. Sebagai umat kristiani, mereka tidak boleh bersemangat suam-suam kuku, mereka harus membuat suatu keputusan yang tegas. Sikap kompromi tidak dibenarkan karena kesetiaan yang total kepada Yesus tidak mungkin bisa dikompromikan dengan partisipasi mereka dalam upacara penyembahan kepada kaisar dan kepada berhala-berhala. Oleh karena itu celaan terhadap semangat iman yang suam-suam kuku itu diikuti dengan sebuah hukuman, “Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku” (3:16).
Yohanes mengakui bahwa Yesus yang bangkit, seorang serupa Anak Manusia, adalah Tuhan yang mengarahkan dan yang menghakimi jemaat kristiani. Yesus yang bangkit dan yang berbicara sebagai Tuhan atas jemaat itu memerintah, memuji, mencela, dan memberi petunjuk tentang apa yang harus mereka lakukan supaya mereka bisa masuk ke dalam Yerusalem baru. Yesus yang bangkit adalah agen ilahi yang mengirim pesan-pesan Allah kepada gereja-gereja (1:9-20). Dialah Anak Allah (2:18), memiliki Roh Allah (3:1), seorang yang setia dan saksi yang benar dan yang memerintah alam semesta (3:14). Dia memegang kuasa bersama dengan Allah Yang Maha Kuasa. Dia memiliki pengetahuan yang melampaui pengetahuan manusia. Dia mengetahui segala sesuatu, yakni masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang (2:20-23). Dia mengadili dan menuntut pertobatan (bdk 3:9-10, 19) tetapi tidak pernah memaksa siapapun untuk bertobat (bdk 3:20). Sebagai Tuhan atas jemaat, Yesus mengevaluasi sikap dan tingkah laku jemaatnya dan menerapkan strategi yang berbeda-beda untuk mengoreksi situasi yang berbeda-beda yang dihadapi oleh jemaatnya. Da mendesak (2:5, 7, 9-11, 12, 17, 19; 3:13, 18, 22), mengingatkan dan menghukum (2:4-6; 14-16; 3:1-2, 15-17), memuji (2:2-3, 6, 13; 3:4, 8), dan memberi janji-janji keselamatan (2:7, 10, 11, 17, 26, 28; 3:5, 12, 21, 26-28; 3). Semuanya itu memperlihatkan perhatian Yesus bagi gereja-gereja awal yang sangat besar dan otoritas-Nya atas gereja-gereja.

21 Trafton, Reading Revelation, 51.

Tidak ada komentar: